Anda mungkin tak asing lagi dengan film Still Alice, yang membawa Julianne Moore meraih piala Oscar dalam Academy Award tahun 2015. Sayangnya, film tersebut tidak diputar di Indonesia. Namun, Anda tetap bisa membaca novel asli yang diadaptasi menjadi film itu, baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia. Untuk novel berbahasa Indonesia diterbitkan oleh penerbit Esensi dan saat ini telah tersedia di berbagai toko buku di Indonesia.
Buku karya Lisa Genova ini mengisahkan tentang Alice Howland, profesor psikologi kognitif di Harvard sekaligus ahli linguistik terkemuka, yang divonis menderita Alzheimer di usia lima puluh. Jika dalam film terbatas durasi, maka melalui novel ini Anda dapat menyelami kehidupan penderita Alzheimer lebih dekat.
Lisa Genova, sang penulis, adalah seorang neuroscientist, sehingga apa yang ditulisnya dalam novel ini merupakan hal-hal yang telah ia pelajari dan kuasai. Termasuk ketika menyebutkan nama obat yang ia fiksikan menjadi Amylix. Di akhir novel, Lisa menjelaskan bahwa Amylix adalah obat rekaaan. Namun, obat tersebut serupa dengan senyawa yang benar-benar ada dalam perkembangan klinis yang bertujuan untuk menurunkan level Amyloid-beta 42 secara selektif. Diharapkan obat-obat seperti ini akan menghentikan perkembangan Alzheimer. Sedangkan obat-obatan lain yang disebutkan dalam novel benar-benar ada dan penggambaran penggunaan dan keberhasilan obat-obat tersebut adalah akurat pada saat novel ini ditulis.
Penerbitan novel Still Alice versi bahasa Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Alzheimer Indonesia (ALZI), sehingga di akhir novel versi bahasa Indonesia Anda bisa menemukan informasi tambahan seperti cara mengenali 10 gejala umum Alzheimer dan cara mengurangi risiko Alzheimer. Tak hanya itu, buku ini juga menambahkan informasi seputar Rumah Sakit yang memberikan pelayanan bagi Orang Dengan Demensia (ODD), mulai dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Solo, Yogyakarta, hingga Banda Aceh, Padang, Bali, dan Makassar.
Belajar tentang suatu penyakit kini tak lagi menyeramkan. Anda bisa membaca novel Stil Alice ini di waktu senggang. Selain kisahnya yang menyentuh, wawasan Anda seputar Alzheimer pun bertambah. Anda akan semakin yakin bahwa pikun bukanlah bagian dari penuaan tetapi merupakan pertanda dari suatu penyakit.
Buku karya Lisa Genova ini mengisahkan tentang Alice Howland, profesor psikologi kognitif di Harvard sekaligus ahli linguistik terkemuka, yang divonis menderita Alzheimer di usia lima puluh. Jika dalam film terbatas durasi, maka melalui novel ini Anda dapat menyelami kehidupan penderita Alzheimer lebih dekat.
Lisa Genova, sang penulis, adalah seorang neuroscientist, sehingga apa yang ditulisnya dalam novel ini merupakan hal-hal yang telah ia pelajari dan kuasai. Termasuk ketika menyebutkan nama obat yang ia fiksikan menjadi Amylix. Di akhir novel, Lisa menjelaskan bahwa Amylix adalah obat rekaaan. Namun, obat tersebut serupa dengan senyawa yang benar-benar ada dalam perkembangan klinis yang bertujuan untuk menurunkan level Amyloid-beta 42 secara selektif. Diharapkan obat-obat seperti ini akan menghentikan perkembangan Alzheimer. Sedangkan obat-obatan lain yang disebutkan dalam novel benar-benar ada dan penggambaran penggunaan dan keberhasilan obat-obat tersebut adalah akurat pada saat novel ini ditulis.
Penerbitan novel Still Alice versi bahasa Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Alzheimer Indonesia (ALZI), sehingga di akhir novel versi bahasa Indonesia Anda bisa menemukan informasi tambahan seperti cara mengenali 10 gejala umum Alzheimer dan cara mengurangi risiko Alzheimer. Tak hanya itu, buku ini juga menambahkan informasi seputar Rumah Sakit yang memberikan pelayanan bagi Orang Dengan Demensia (ODD), mulai dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Solo, Yogyakarta, hingga Banda Aceh, Padang, Bali, dan Makassar.
Belajar tentang suatu penyakit kini tak lagi menyeramkan. Anda bisa membaca novel Stil Alice ini di waktu senggang. Selain kisahnya yang menyentuh, wawasan Anda seputar Alzheimer pun bertambah. Anda akan semakin yakin bahwa pikun bukanlah bagian dari penuaan tetapi merupakan pertanda dari suatu penyakit.
Foto: Tenni Purwanti