Setiap orang tua ingin anaknya sukses di pendidikan, tentu saja. Pemikirannya, ketika sukses di sekolah, anak akan sukses juga di pekerjaan dan, pada akhirnya, dalam kehidupan. Pemikiran itu mendorong orang tua menggenjot kegiatan belajar anak, hingga terkadang di luar batas kemampuan. Durasi sekolah yang sudah panjang masih diperpanjang dengan berbagai aktivitas. Pertanyaannya adalah: Apakah hal itu efektif?
Jika dirata-rata, jam belajar sekolah di Indonesia berakhir pukul 15.00. Hal itu kurang-lebih serupa dengan di negara lain. Tetapi, yang membuatnya berbeda adalah durasi per mata pelajaran dan susunannya.
Menurut Retno, saat ini masih ada sekolah yang menempatkan pelajaran Matematika di penghujung hari. “Di Singapura, mulai pukul 13.30, pelajaran yang diberikan hanyalah yang berdasarkan minat. Kalau di Indonesia, mungkin semacam ekstra kulikuler.”
Supriyatno, Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, mengatakan kepada Tempo, bahwa durasi pelajaran matematika di Indonesia tergolong lama. Di Amerika Serikat, Finlandia dan bahkan Singapura, satu sesi pelajaran hanya 45 menit. Di sini bisa 90 menit.
Tanpa istirahat, anak akan kesulitan belajar apa pun. Jangankan berprestasi, mengikuti pelajaran dengan baik saja sulit.
Yang menarik adalah, menurut penelitian Programme for International Student Assestment (PISA), nilai Matematika anak Indonesia ternyata tidak setinggi negara lain. Artinya, ada yang tidak sinkron antara durasi belajar dan hasil pemahaman siswa.
Dzulfikar tidak hadir ketika pihak sekolah memanggil orang tua Rina. Tapi dari yang ia dengar, pihak sekolah meminta orang tua Rina mengurangi jadwal kegiatan, agar Rina lebih banyak istirahat, agar Rina lebih fokus di sekolah.
Kualitas istirahat yang baik, khususnya tidur, hukumnya wajib karena merupakan kunci sukses pendidikan anak. Tanpanya, anak sulit belajar. Jangankan berprestasi, mengikuti pelajaran dengan baik saja sulit.Rina kini kerap datang lebih awal, meski terkadang masih terlambat juga. Bagaimanapun, kemajuan adalah kemajuan. Dan demi masa depan pendidikan anak, rasanya tak ada yang pantang untuk dicoba.
*Nama disamarkan untuk menjaga privasi anak
[Baca juga ulasan pendidikan seks untuk remaja di sini]