Mengunjungi museum
Kegiatan lain yang saya gemari selama di Milan adalah mengunjungi museum; kapan lagi! Saya pun mengunjungi Palazzo Morando, 10 Corso Como, dan Fondazione Prada.
Salah satu museum yang paling saya sukai adalah Armani/Silos, yang didedikasikan untuk desainer Giorgio Armani. Museum ini didirikan sebagai pengingat perjalanan karier Giorgio Armani selama 40 tahun terakhir.
Dibangun di atas lahan seluas 4.500 meter persegi, museum dengan bangunan minimalis berwarna abu-abu ini ini terletak di pinggir kota Milan yang jauh dari hiruk-pikuk.
Jujur saya bukan pencinta karya Giorgio Armani. Tetapi setelah datang ke museum ini, dalam sekejap saya langsung jatuh hati pada karya-karyanya.
Siluet Armani memang cenderung klasik dan tidak banyak detail, tetapi kalau kita melihatnya lebih dekat, craftmanship yang ia suguhkan sungguh luar biasa, bahkan menurut saya di luar kemampuan berpikir kita.
Saya menganggapnya jenius! Armani mendesain busana dengan siluet yang klasik, namun detail dan bahan yang ia pakai membuat rancangannya tak terkalahkan.
Perjalanan ini sungguh berkesan. Setiap hal kecil yang saya temukan setiap hari di dalam kelas maupun di luar kelas sungguh-sungguh menjadi pembelajaran dan inspirasi untuk saya.
Milan dan kekhasannya sebagai fashion capital rasanya menambah semangat saya berlipat-lipat untuk memacu diri. Saya ingin menghasilkan karya-karya baru yang tak hanya indah secara kasat mata, tapi juga berkualitas dari segi material dan tentu saja pengerjaannya.
Anda bisa mengikuti jejak Digo! Jadilah desainer aksesori kontemporer inovatif terbaik melalui Lomba Perancang Aksesori 2018!
Cek persyaratan selengkapnya dan unduh formulirnya di sini. Kirimkan sketsa karya Anda sebelum 31 Agustus 2018 dan rebut hadiah bea siswa ke Istituto Marangoni, Firenze!
Foto: Yonatan Digo Permadi, Istituto Marangoni, Image.net/Jakarta Fashion Week 2017
Artikel asli dimuat di situs jakartafashionweek.co.id dan femina.co.id