Ada 29 variasi kelas yoga dalam acara ini, yang ditujukan untuk orang tua dan anak, terapi, meditasi, hingga untuk Anda yang senang olah fisik serta kekuatan. Tujuannya agar yoga yang dikenal bukan itu-itu saja.
Sudah dari pagi Lita dan Titis berada di Taman Menteng pada 16 April 2016 lalu. “Saya berasal dari Medan, kebetulan sedang ada tugas ke Jakarta. Karena waktunya pas maka saya datang ke festival ini,” ungkap Lita. Bersama Titis, sahabatnya yang tinggal di Jakarta, Lita baru saja selesai mengikuti kelas meditasi dari Adjie Silarus.
Bagi kedua sahabat ini, meditasi adalah pengalaman baru sebab biasanya mereka hanya mengikuti yoga berjenis Vinyasa atau Ashtanga yang penuh energi. “Lewat kelas meditasi tadi, kami jadi tahu bahwa yoga bukan hanya soal kekuatan tubuh tapi juga kekuatan pikiran,” ucap Titis. “Biasanya kalau kami selesai yoga, pasti mandi keringat,” sahut Lita. Dari kelas meditasi Self Hug dari Adjie Silarus, ada pelajaran yang menempel di benak keduanya. “Kami harus bisa berdamai dengan diri sendiri,” jawab Titis.
Mendengar ungkapan Lita dan Titis, seperti tujuan dari Komunitas Yoga Gembira berhasil terwujud di Yoga Gembira Festival (YoGFest) tahun ini. Komunitas ini ingin memperkenalkan berbagai variasi aliran yoga. “Kami ingin memberi ruang ke aneka style yoga. Supaya menghilangkan kesan eksklusif. Kami tak ingin hanya yoga jenis tertentu saja yang jadi favorit. Mungkin ada beberapa jenis yoga yang belum banyak orang tahu, di sini kita tampilkan,” ucap penggagas Komunitas Yoga Gembira, Yudhi Widdyantoro.