Kata siapa orang kurus sudah pasti lebih sehat ketimbang yang bertubuh besar? Bisa jadi, presentasi lemak tubuh orang kurus sama besar dengan yang kegemukan!
Akhir pekan kemarin, saya bertemu lagi dengan kawan-kawan lama di sebuah acara. Makan-makan jelas menjadi agenda wajib kami, dan seorang teman pria sempat jadi ejekan karena dia baru saja sedang menjalani diet. Well, dia tak tampak gemuk sama sekali, dan usianya yang paling muda di antara kami semua.
“Ngapain lo, pake diet segala? Badan sudah ceking begitu!” celetuk seorang teman pria kami yang lain kepadanya.
Si teman kami yang dibilang ceking ini lalu menjelaskan, kadar trigliserida, kadar gula darah puasa, dan tekanan darahnya tinggi. Tiga hal itu adalah faktor risiko yang berpotensi mengakibatkan penyakit diabetes dan serangan jantung. Istilah populernya, teman kami ini pengidap TOFI, thin outside fat inside!
Sebuah penelitian di Kanada juga membuktikan soal hal ini. Perkiraannya, satu dari empat orang bertubuh ramping punya persentase lemak tubuh yang serupa dengan orang-orang yang kegemukan. Tubuh para TOFI juga berkadar trigliserida, kadar gula darah puasa, dan tekanan darah lebih tinggi ketimbang orang-orang bertubuh ramping yang massa lemaknya memang rendah.
Penyebab orang yang tampak kurus di luar gemuk di dalam ini masalah kebiasaan tak sehat. Kurangnya olahraga, hingga kebiasaan menyantap makanan tinggi lemak, aktif merokok, hingga kebiasaan tak sehat lainnya. Tak hanya upaya mengurangi bobot tubuh, tapi fokusnya harus bertumpu pada mengubah gaya hidup menjadi yang lebih sehat.
Jadi, jangan merasa aman dan menikmati gaya hidup tak sehat, meski tubuh Anda kurus. Yuk, cek kesehatan, dan mulai ubah kebiasaan menjadi yang lebih sehat!
[Cari tahu tentang kaitan antara kurang tidur dan kegemukan di sini]