Banyak faktor penyebab tulang keropos. Salah satunya: Menurunnya kadar estrogen dalam tubuh. Itu sebabnya, wanita lebih dulu mengalami osteoporosis.
Di sebuah antrean membayar belanjaan di kasir supermarket, seorang ibu minta didahulukan. Umurnya mungkin tidak lebih dari 60 tahun, belum terlalu tua. Saya mengalah saja karena keranjang belanja saya tidak berat. “Tulang saya sakit, tidak tahan berdiri lama-lama,” ujarnya setengah berbisik malu-malu. Saya hanya tersenyum saat mempersilakan ia menyela giliran saya. Masih belum percaya, saya perhatikan ibu itu saat meninggalkan kasir. Jalannya memang perlahan-lahan seperti menahan sakit.
Sakit tulang. Itu istilah yang sering kita dengar. Apa sebetulnya yang terjadi dengan tulang yang sakit ini? Kata Prof. Dr. dr. H. Ichramsjah A. Rachman, SpOG(K) yang menangani menopause dan osteoporosis di RSIA Budhi Jaya, Jakarta, memasuki usia menopause, hormon estrogen dalam tubuh wanita mulai menurun. Itu sebabnya wanita lebih dulu berpotensi mengalami osteoporosis daripada pria. Keluhan yang muncul biasanya susah tidur, gelisah, gejolak panas, keringat banyak, pemarah, nyeri tulang belakang, vagina kering, libido menurun, kehilangan massa tulang, dan osteopenia sampai osteoporosis.
Wanita mulai menopause rata-rata di usia 45 tahun, sedangkan pria mengalami andropause rata-rata mulai usia 65 atau 70 tahun. Bagaimana tulang itu mulai mengeropos, Ichramsjah punya penjelasannya. “Tulang dibentuk oleh sel osteoblast selama tiga bulan, dihancurkan oleh sel osteoclast selama tiga minggu. Proses ini berjalan terus sepanjang hidup. Estrogen membantu sel osteoblast. Ketika estrogen menurun, tulang yang dibentuk hanya setengah dari yang seharusnya,” jelas Prof. Ichramsjah.
Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya perubahan mikroarsitektur jaringan tulang. Akibatnya, kekuatan tulang menurun, kerapuhan tulang meningkat, dan bisa berakibat patah tulang tanpa keluhan.
Tulang mulai tumbuh sejak dalam kandungan. Pertumbuhan tulang selama dalam rahim dipengaruhi kalsium dan hormon plasenta. Itulah sebabnya ibu hamil perlu mengonsumsi kalsium. Selain untuk pertumbuhan tulang janin, kalsium diperlukan untuk penggantian kalsium tulang ibu yang terpakai selama masa kehamilan. “Kalsium yang dibutuhkan janin diambil dari tulang belakang dan gigi ibunya, maka ibu perlu mendapat asupan kalsium yang cukup untuk mengembalikan kalsium yang hilang,” kata Prof. Ichramsjah