Saat ini di seluruh dunia setiap tahunnya terjadi 8,8 juta kematian akibat kanker, dan separuhnya meninggal prematur karena kurangnya akses pengobatan (usia 30-69 tahun).
Di Indonesia, jumlah penderita kanker sangat tinggi, yang terlihat dari berbagai data yang dipublikasikan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga kanker.
Bahkan menurut WHO, pada tahun 2030 akan terjadi lonjakan penderita kanker di Indonesia hingga tujuh kali lipat jika tidak segera dideteksi dan ditangani.
Penderita kanker serviks di Indonesia sangat tinggi, sehingga penyakit ini disebut sebagai pembunuh wanita nomor 1 di Indonesia. Tingginya kasus kanker serviks di Indonesia membuat WHO menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita kanker serviks terbanyak di dunia.
Setelah itu kanker dengan jumlah sangat tinggi di Indonesia adalah kanker payudara, dan kanker hati (yang berkaitan dengan jumlah penderita hepatitis).
Karena dua kanker dengan risiko kematian tertinggi adalah kanker pada wanita, kita harus lebih peduli dalam menjaga kesehatan. Mengenali kanker pada wanita membuat kita lebih waspada.
1. Kanker serviks
Setiap tahun, tak kurang dari 15 ribu kasus kanker serviks terjadi di Indonesia. Pembunuh wanita nomor satu di Indonesia ini setiap harinya menyerang 40 wanita, dan 20 di antaranya berakhir dengan kematian.
Kanker leher rahim ini bisa dicegah dengan rutin melakukan pap smear, apalagi hingga saat ini belum ditemukan obat bagi kanker serviks.
Wanita yang mudah terkena kanker serviks adalah mereka yang mulai berhubungan seks sejak usia muda, sering berganti-berganti pasangan, mempunyai banyak anak, mengalami infeksi HPV (Human Papiloma Virus). Mengetahui riwayat seksual pasangan juga bisa membantu mencegah penyakit ini.
2. Kanker payudara
Walaupun kini sudah ditemukan pengobatan terbaik, perjuangan melawan kanker payudara tidak selalu berhasil. Umumnya hal ini terjadi karena kanker payudara terlambat dideteksi.
Kanker payudara bisa dicegah dengan menjalani pola hidup sehat, baik dari makanan maupun cara berpikir. Banyak penderita kanker payudara berhasil sembuh total berkat dukungan keluarga dan menjalani terapi dengan selalu berpikir positif.
3. Kanker rahim
Kanker rahim sulit terdeteksi pada stadium awal. Penyakit ini menyerang saluran rahim, bagian dalam rahim dan bisa juga di luar rahim atau kandungan.
Penyakit ini baru disadari atau dirasakan oleh penderita setelah muncul gejala-gejala kanker atau tanda-tanda berupa benjolan yang relatif besar (2-3 cm), serta terasa mengganjal dan mulai teraba oleh tangan.
4. Kanker indung telur (ioarium)
Sama seperti kanker kandungan lainnya, gejala-gejala kanker ovarium pun sulit dideteksi sejak dini. Bahkan kerika gejala muncul, banyak wanita mengabaikan karena gejala tersebut mirip gejala rutin ketika PMS.
Gejala itu antara lain perasaan tidak nyaman pada perut bagian bawah, kurang nafsu makan, perut berasa penuh, tidak sanggup mencerna, kerap mutah-muntah, dan berat badan turun. Jika gejala ini terus berlanjut hingga satu minggu, segera periksakan ke dokter.
5. Kanker vulva
Di Indonesia, kanker ini banyak ditemukan pada usia 19 tahun ke atas, namun lebih banyak yang menyerang wanita yang telah mengalami menopause dan berusia 60 tahun ke atas.
Vulva adalah bagian luar organ seksual wanita yang merupakan area yang mengelilingi lubang urin dan vagina. Organ seksual luar wanita lainnya meliputi labia minora dan majora, klitoris, dan kelenjar Bartholin yang ada di kedua sisi vagina.
Kanker vulva muncul dalam bentuk benjolan atau luka di area vulva, dengan gejala seperti gatal-gatal di sekitar area vulva yang tidak juga menghilang setelah beberapa hari, rasa sakit dan nyeri, perdarahan bukan karena menstruasi, hingga adanya keluarnya cairan encer pada vulva.
Segera periksakan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.