Saat nilai tukar rupiah (IDR) terhadap dolar AS (USD) melemah, teman saya mengajak untuk membeli dolar agar bisa dijual lagi.
Misalnya 1 USD = 9.460 IDR lalu sehari kemudian naik jadi 9.850 IDR, teman saya akan segera membeli USD sebelum nilai tukarnya menembus 10.000 IDR. Nanti ia akan menjual USD saat nilai tukarnya di atas 10.000 IDR.
Ajakan itu tentu saja tidak langsung saya tanggapi. Sewaktu saya bertanya kepada Ligwina Hananto, CEO & Founder www.qmfinancial.com, saya diminta tenang dan tak mudah tergiur.
Dalam istilah finansial, teman saya ini disebut spekulan, orang yang mengambil keuntungan dengan mengandalkan spekulasi. Mereka sudah lihai jual-beli dolar dan memanfaatkan fluktuasi. Namun tanpa mereka sadari, kata Ligwina, spekulan justru biang kerok kekacauan ekonomi negara.
Tapi jika Anda memang tertarik menjadi spekulan, Ligwina menyarankan Anda menggunakan uang yang menganggur alias di luar biaya hidup, asuransi, uang pensiun, dana darurat, dan sebagainya. Ligwina menyebutnya “dana di luar plan.”
Dalam skala besar, ada perdagangan yang dikenal sebagai forex (foreign exchange) market atau pasar valuta asing (valas). Valas adalah mata uang yang diakui, digunakan, dipakai, dan juga diterima sebagai alat pembayaran dalam perdagangan internasional.
“Jika ingin melakukan trading valas, Anda harus pastikan dana yang digunakan tidak untuk tujuan finansial apa pun. Murni untuk kepentingan cari untung,” ujar Ligwina. Forex memang bisa memberi keuntungan sangat besar dalam waktu singkat, namun bisa juga membuat bangkrut dalam hitungan detik. Hidup kita jadi seperti roller coaster, sesuai fluktuasi nilai tukar mata uang.
Trading forex bisa dilakukan sendiri kalau Anda sudah mahir menguasai tekniknya, sebab ini bisa dipelajari. Jika tidak mau repot, Anda bisa menggunakan jasa broker atau pialang saham.
Pertimbangkan 3 hal
Untuk dana yang berada di dalam plan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan investasi valas: Home currency, tujuan finansial, dan jumlah dana yang besar.
Jika penghasilan dan pengeluaran dalam IDR, maka home currency Anda adalah IDR. Jika penghasilan Anda dalam valas dan pengeluaran dalam IDR, maka home currency Anda adalah valas dan IDR. Jika penghasilan dan pengeluaran Anda dalam valas, maka home currency Anda adalah valas. Anda hanya perlu berinvestasi sesuai home currency.
Jadi, kalau penghasilan dan pengeluaran Anda dalam IDR, untuk apa investasi valas?
Jika Anda berencana ke luar negeri, ini akan masuk ke pertimbangan kedua, yakni tujuan finansial. Apa tujuan finansial Anda? Untuk tujuan finansial jangka pendek seperti liburan atau haji/umrah, Ligwina menyarankan Anda menabung saja atau deposito dalam IDR.
“Misalnya jika ingin berangkat ke Tokyo dalam enam bulan, tiket kita beli melalui travel agent di Jakarta dalam IDR, maka cukup menabung dalam IDR. Sementara untuk pengeluaran sehari-hari selama di Tokyo, perlu memperkirakan besar dana yang dibutuhkan. Jika jumlah tersebut tidak terlalu besar, membeli JPY (Japanese Yen) ini lebih baik sekaligus dan tidak perlu beli sedikit-sedikit,” jelas Ligwina.