Jika Anda tersentuh oleh sesuatu yang sederhana, mungkin itu karena energi dari sesuatu itu yang bisa mengaduk-aduk emosi.
Dan itulah yang saya rasakan usai menonton film (di Netflix), "Marriage Story," yang digadang-digadang sebagai salah satu calon kuat di Oscar 2020. Film ini sendiri sudah meraih banyak penghargaan, terutama untuk film indie.
Film ini dibuka dengan keseharian keluarga muda di New York yang terdiri atas Charlie (Adam Driver), Nicole (Scarlett Johansson), dan anak mereka, Henry (Atzy Robertson). Charlie adalah sutradara teater, dan Nicole adalah mantan aktris remaja yang kini menjadi aktris teater bersama suaminya.
Meski Charlie dan Nicole memiliki kepribadian berbeda, keduanya berkarier di bidang yang sama. Namun persamaan itu justru menjadi pemicu pertengkaran mereka.
Apalagi ketika demi suatu pekerjaan Nicole memutuskan pindah ke Los Angeles sambil membawa Henry, sementara Charlie bertahan di New York. Henry pun kurang terima dengan kondisi bolak-balik dari rumah orang tuanya. Perpisahan ini mencapai puncaknya ketika Charlie dan Nicole bertengkar hebat dan saling sumpah serapah.
Menghadapi perpisahan ini, keduanya sempat ingin ikut konseling, tapi batal. Lalu keduanya sama-sama memakai jasa pengacara, walau mereka malah memilih mengurus perpisahan ini sendiri.
Cerita yang ditulis oleh sang sutradara, Noah Baumbach, ini begitu simpel tapi juga begitu dekat dengan realita. Akting seluruh pemain, terutama Adam dan Scarlett, sangat cemerlang. Saya menonton dengan emosi teraduk-aduk; berempati tapi juga gemas dengan pilihan mereka.
Cara mereka menjadi orang tua dengan anak yang sulit membaca/disleksia juga natural sekali; kita seperti menonton keseharian sebuah keluarga pada umumnya.
Film ini pas banget ditonton para pasangan (terutama pasangan milenial) yang masih sulit menyeimbangkan cinta, passion, dan kehidupan yang mereka anggap normal. Film yang ditutup dengan setting Los Angeles ini juga memberi pesan bahwa sedamai apa pun perceraian itu, tetap saja ada yang melukai hati.
Foto: Netflix