Demam Blackberry membawanya kepada bisnis IT. Saat itu tahun 2007 dan Blackberry sedang tenar-tenarnya.
“Saya memang hobi dengan gadget. Awalnya hobi gonta-ganti handphone. Lalu di awal 2007, saya mulai pakai Blackberry. Saya mau memaksimalkan penggunaannya tapi nggak tahu caranya. Akhirnya saya ikut gabung mailing list Indonesia Blackberry,” kenang Titi. Di sana, ia bertemu dengan Oon Arfiandwi Martyono yang menjadi partner bisnisnya. Titi adalah CEO PT Tunas Sinergi Sejahtera, sekaligus berperan sebagai Co- Founder. Perusahaan pengembang aplikasi yang dikenal dengan brand 7Langit dan berdiri sejak 2009.
Latar belakang Titi jauh dari bidang IT. Ia adalah lulusan Politeknik UI dengan Jurusan Akuntansi. Kemudian ia melanjutkan S-1 Jurusan Manajemen Pemasaran lewat program ekstensi di Fakultas Ekonomi UI. Selama ini Titi tak pernah berbisnis di bidang IT. Sepanjang kariernya, Titi berkarier sebagai karyawan bagian keuangan. Di tahun 2001, Titi mulai membangun usaha kontraktor bersama kakak iparnya.
Dari awal memulai 7Langit, semua urusan teknis diurus oleh Oon, sedangkan Titi mengurus operasional, keuangan, dan marketing. Ia pun dituntut bisa menjelaskan produknya di depan klien. “Kalau klien ketemu aku pasti tanya, Mbak Titi lulusan IT dari mana? Mbak Titi programmer ya?” kisah Titi. Rahasia sukses Titi adalah kemauannya untuk terus belajar. Ia pun mengaku tak malu untuk bertanya kepada anak buah. “Kita harus seperti gelas kosong. Harus terima diisi terus. Saya tidak malu karena memang tidak belajar itu waktu sekolah,” ungkap Titi.
Pada 2009, aplikasi pertama yang diluncurkan di Blackberry adalah Al-Quran dengan terjemahan. “Nah, aplikasi itu kita tawarkan ke para sponsor. Sudah saya tawarkan ke mana-mana tapi nggak ada yang mau,” cerita Titi. Akhirnya aplikasi Al-Quran itu dilepas secara gratis di Blackberry World. Ternyata responsnya sangat baik. Yang tadinya diharapkan menembus angka 10 ribu pengunduh, ternyata bisa mencapai sejuta! Dari aplikasi Al-Quran itu nama 7Langit mulai dikenal karena pemberitaan media.
Sebagian besar klien 7Langit adalah perusahaan yang minta dibuatkan aplikasi smartphone untuk promosi produk. Misalnya saja Nestle. Ketika ingin mempromosikan Milo, Nestle meminta dibuatkan game. Sasarannya adalah anak laki-laki usia 14-20 tahun. Game bertema kecepatan pun diciptakan oleh tim 7Langit.
Kerja sama dengan Astra Honda Motor juga pernah terjalin lewat aplikasi bernama We Love Honda. Aplikasi itu berisi informasi seluruh produk motor yang ditawarkan Honda, beserta harga yang selalu di-update. Informasi seperti SPBU dan bengkel terdekat juga tersedia. Sudah sejak 2010 7Langit menangani aplikasi Java Jazz Festival. Aplikasi itu menyediakan jadwal pertunjukan yang bisa disimpan di kalender. Sistem reminder akan mengingatkan kita untuk menonton show.
Seiring waktu, 7Langit makin berkembang. Dari mulanya hanya memiliki tiga karyawan, kini ia membawahi 25 karyawan. “Saya punya keyakinan bahwa smartphone itu akan berkembang terus di Indonesia. Jumlah penggunanya akan terus meningkat, dan kalau sudah memakai smartphone rasanya jarang ada orang yang meninggalkannya. Yang ada malah mereka mengganti smartphone-nya menjadi yang lebih canggih. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa kreatif dan terus mengikuti perkembangan teknologi,” ungkap Titi.
Foto: Dachri Megantara
Pengarah gaya: Siti H. Hanifiah
Rias wajah dan rambut: Ina Juntak