Dari hobi menulis blog mengenai cara membuat pernak-pernik sendiri, Dreamesh lahir dan tumbuh menjadi brand party decorator. Ini kiat bisnis dari wanita di belakangnya.
Prameshwari Budiristio (Amesh) merasa bingung ketika tujuh tahun lalu ia memiliki rumah baru di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan. Apa yang harus dimiliki sebuah rumah? Berapa bujetnya? “Tiba-tiba saja muncul ide. Saya keluarkan koleksi kain batik saya, dan membuat perlengkapan rumah dari kain-kain batik itu. Saya buat sarung bantal, gantungan kunci, dan barang-barang lain yang saya perlukan saat itu,” ujar ibu dua anak ini.
Setiap karya yang dibuat, tidak lupa ia dokumentasikan dan di-post di blog miliknya. Di luar dugaannya, setiap kali posting hasil karyanya, ada saja pengunjung blog yang memesan. Untuk mengikuti keinginan pembacanya, Amesh membuat beberapa stok dari barang hasil karyanya. Setiap kali stok habis, ia pun berpikir untuk serius menjalankan hobinya. Lahirlah brand Dreamesh Living.
Waktu bergulir, nama Dreamesh Living semakin dikenal. Pesanan yang terus berdatangan tak dapat dibendung. Bukan hanya pesan barang, orang juga minta hal lain. “Misalnya saja Andara Early. Ia meminta saya untuk membuatkan dekorasi pesta pernikahannya menggunakan produk Dreamesh Living.
Tanpa ragu, saya sanggupi permintaannya,” ujar Amesh. Di tahun 2011 itulah, Dreamesh Party Decorator lahir. “Banyak permintaan untuk mendekor, dari mulai pernikahan, pesta ulang tahun, sunatan—apa saja saya kerjakan,” cerita Amesh.
Dreamesh Party Decorator tak pernah sepi order. Meski begitu, Amesh tidak menolak permintaan untuk mengadakan workshop Do It Yourself (DIY). Bagi Amesh, DIY adalah awal dari bisnisnya sekarang. Ilmu mengenai hal tersebut ia dapat ketika masih bekerja di sebuah media gaya hidup. Saat itu Amesh menulis feature mengenai pesta dan DIY.
“Selain menambah kegiatan, hasilnya bisa dibawa pulang oleh peserta. Misalnya saja ketika ada pesta ulang tahun bertema Cats The Musical, tamu yang hadir di pesta itu saya berikan workshop membuat topeng kucing dan dasi kupu-kupu,” jelas Amesh. Lalu di tahun 2012, seiring bertambahnya peminat workshop, Amesh membentuk Dreamesh DIY Club.
Sama seperti perjalanan hidup manusia yang tidak selalu mulus, perjalanan Dreamesh pun demikian. Ada suatu masa ketika Amesh merasa kerepotan dalam mengelola semua bisnisnya— usaha retail, party decorator, dan workshop. Maklum, Amesh adalah seorang solo entrepreneur, yang hanya dibantu tukang untuk produksi pernak-pernik dekorasinya.
“Saya sempat memilih untuk mengurangi event. Tapi ternyata usaha di bidang retail harus selalu punya stok barang dalam jumlah banyak,” ujar Amesh. Terbatasnya sumber daya membuatnya harus betul-betul memilih. “Akhirnya saya memilih mempertahankan Dreamesh Party Decorator karena tetap bisa menyertakan Dreamesh DIY Club.” .
Kini Dreamesh Party Decorator dalam satu minggu bisa melayani enam acara. “Saya memberikan harga yang terjangkau, dan fleksibel dalam menerima pesanan. Kalau klien menginginkan hanya dessert table, akan saya layani dengan senang hati,” ujar Amesh. Klien pun senang karena kebutuhannya terpenuhi.
Foto: Hermawan, koleksi pribadi
Pengarah gaya: Erin Metasari