Jika Anda termasuk orang yang tidak percaya terhadap ungkapan 'bahagia itu sederhana', mungkin karena Anda memiliki tiga ekspektasi ini dalam hidup.
Apakah Anda sering merasa kesal saat terjebak kemacetan di jalan raya dan berpikir mengapa semua orang berada di jalan yang sama dengan Anda sehingga menghalangi jalan Anda? Pernahkah Anda membenci rekan kerja dalam tim Anda karena perbuatannya membuat pekerjaan Anda jadi terhambat?
Tanpa Anda sadari, mungkin Anda memelihara tiga dasar kebutuhan yang dimiliki kebanyakan orang yang tak bahagia, yakni:
- Saya harus melakukannya dengan sempurna.
- Semua orang harus memperlakukan saya dengan baik.
- Saya tidak akan berkompromi dengan kesulitan.
Dr. Albert Ellis, penulis paling terkenal dan produktif yang banyak dikutip di bidang psikologis klinis, mengidentifikasi tiga ekspektasi irasional dan kebutuhan tak beralasan yang menyebabkan ketidakbahagiaan seseorang.
Pertama, "Saya harus melakukannya dengan sempurna."
Pernyataan ini disebut 'ego mandate'. Orang sering menempatkan harapan terlalu tinggi terhadap diri mereka sendiri.
Pernyataan ini memaksa seseorang harus menjadi sesuatu yang dianggapnya ideal. "Saya harus melakukannya dengan sempurna. Saya harus sukses. Saya harus kompeten. Saya harus mencapai apa pun yang mampu saya selesaikan. Jika saya tidak mencapai tujuan saya, jika saya gagal memenuhi harapan saya, berarti saya gagal total dan saya orang yang terburuk." Cara berpikir seperti ini adalah dasar dari penyebab seseorang dapat membenci diri sendiri dan sulit merasa bahagia.
Kedua, "Semua orang harus memperlakukan saya dengan baik."
Pernyataan ini memberi harapan tidak masuk akal bahwa orang lain harus selalu memperlakukan Anda dengan hormat dan penuh perhatian.
Padahal, tidak semua orang akan menyukai kita, apalagi memperlakukan kita dengan hormat atau penuh perhatian. Anda akan menjadi sentimental setiap kali mendapatkan perlakuan buruk dari orang lain. Anda akan memendam kebencian, kemarahan, dan menyebar permusuhan dan merasa semua orang mem-bully Anda, padahal semua berasal dari diri Anda sendiri.
Ketiga, "Saya tidak akan berkompromi dengan kesulitan."
Pernyataan ini memberikan dorongan bahwa semua hal yang terjadi di dunia ini tidak boleh mengecewakan atau memberi ketidaknyamanan bagi Anda.
Anda akan mudah frustrasi karena hal-hal kecil seperti kemacetan, ban mobil kempes, rengekan anak di rumah, atap rumah bocor, yang solusinya cukup mudah. Dr. Ellis menyarankan Anda untuk mengubah segala sesuatu tidak menjadi sebuah 'keharusan'. Menjalani hidup yang lebih fleksibel bisa membuat Anda lebih bahagia. Sesederhana itu.
Sumber: Psychology Today
- Saya harus melakukannya dengan sempurna.
- Semua orang harus memperlakukan saya dengan baik.
- Saya tidak akan berkompromi dengan kesulitan.
Dr. Albert Ellis, penulis paling terkenal dan produktif yang banyak dikutip di bidang psikologis klinis, mengidentifikasi tiga ekspektasi irasional dan kebutuhan tak beralasan yang menyebabkan ketidakbahagiaan seseorang.
Pertama, "Saya harus melakukannya dengan sempurna."
Pernyataan ini disebut 'ego mandate'. Orang sering menempatkan harapan terlalu tinggi terhadap diri mereka sendiri.
Pernyataan ini memaksa seseorang harus menjadi sesuatu yang dianggapnya ideal. "Saya harus melakukannya dengan sempurna. Saya harus sukses. Saya harus kompeten. Saya harus mencapai apa pun yang mampu saya selesaikan. Jika saya tidak mencapai tujuan saya, jika saya gagal memenuhi harapan saya, berarti saya gagal total dan saya orang yang terburuk." Cara berpikir seperti ini adalah dasar dari penyebab seseorang dapat membenci diri sendiri dan sulit merasa bahagia.
Kedua, "Semua orang harus memperlakukan saya dengan baik."
Pernyataan ini memberi harapan tidak masuk akal bahwa orang lain harus selalu memperlakukan Anda dengan hormat dan penuh perhatian.
Padahal, tidak semua orang akan menyukai kita, apalagi memperlakukan kita dengan hormat atau penuh perhatian. Anda akan menjadi sentimental setiap kali mendapatkan perlakuan buruk dari orang lain. Anda akan memendam kebencian, kemarahan, dan menyebar permusuhan dan merasa semua orang mem-bully Anda, padahal semua berasal dari diri Anda sendiri.
Ketiga, "Saya tidak akan berkompromi dengan kesulitan."
Pernyataan ini memberikan dorongan bahwa semua hal yang terjadi di dunia ini tidak boleh mengecewakan atau memberi ketidaknyamanan bagi Anda.
Anda akan mudah frustrasi karena hal-hal kecil seperti kemacetan, ban mobil kempes, rengekan anak di rumah, atap rumah bocor, yang solusinya cukup mudah. Dr. Ellis menyarankan Anda untuk mengubah segala sesuatu tidak menjadi sebuah 'keharusan'. Menjalani hidup yang lebih fleksibel bisa membuat Anda lebih bahagia. Sesederhana itu.
Sumber: Psychology Today