6. Memiliki pendapat berbeda
Tidak perlu minta maaf saat Anda memiliki pendapat yang berbeda dari orang lain, bahkan dengan sahabat Anda. Daripada mengatakan "Maaf, saya tidak setuju,” lebih baik memulai argumen Anda dengan “Saya percaya” atau “Saya pikir.”
Sering kali, saat berdebat kita minta maaf supaya percakapan terasa nyaman atau pihak lain tidak tersinggung dengan pendapat Anda.
7. Menghabiskan uang untuk hal-hal yang Anda suka
Saat Anda memakai tas dan sepatu desainer ke kantor, ada seorang rekan kerja yang berkata, “Pasti mahal sekali.” Akibatnya, Anda merasa menyesal telah memakai barang-barang tersebut ke kantor.
It’s your money, so you can spend it however you like. Jadi, tidak perlu merasa menyesal, apalagi jika alasan Anda membeli barang tersebut adalah karena kualitasnya yang bagus. Kalau itu dari uang korupsi, penyesalan terbaik Anda bukan minta maaf, tapi berhenti korupsi.
8. Memutuskan pertemanan tidak sehat
Anda tidak perlu meminta maaf saat ‘melepaskan’ seseorang yang suka menyakiti orang lain secara verbal, emosional, atau fisik. Jadilah orang yang dikelilingi orang baik dan berani keluar dari hubungan pertemanan tak sehat.
9. Mementingkan prioritas
Jangan pernah membiarkan siapa pun membuat Anda merasa bersalah atas hal-hal yang Anda prioritaskan, contohnya belum berencana menikah karena ingin meningkatkan karier dan melanjutkan pendidikan.
Jika hal itu penting bagi Anda karena berguna untuk kehidupan di masa depan, orang-orang akan menghormati pilihan Anda.
10.Saat mengatakan “tidak”
Kadang-kadang, Anda harus mengatakan "tidak" untuk beberapa hal, terutama saat merasa kelelahan dan tidak nyaman melakukan sesuatu.
Sering kali kita meminta maaf saat mengatakan “tidak” karena khawatir perasaan orang lain terluka dan takut dianggap tidak mampu melakukan sesuatu. Padahal, berhasil mengatakan “tidak” dan menolak satu hal menunjukkan bahwa Anda mengetahui keterbatasan diri sendiri.