Ada anggapan, belajar musik di usia dini memudahkan seseorang belajar not balok. Nyatanya, Anda bisa belajar musik pada usia berapa pun!
Akhir pekan lalu saya dan beberapa orang kawan lama menyaksikan kembali dua film yang pernah kami tonton: “Le Concert” (2009) dan “Whiplash” (2014). Keduanya bercerita tentang perjuangan musisi menggapai ambisi mereka di dunia musik, dan menyaksikan keduanya membuat kami berandai-andai menjadi musisi seperti mereka.
Masalahnya, sepertinya kami sudah terlambat untuk memulai lagi belajar music dengan intensif. Bukankah seharusnya belajar music dimulai saat kita kecil dulu?
Peneliti di University of Chicago telah menetapkan, ternyata kemampuan mengidentifikasi dan menghasilkan kembali satu nada setelah mendengarnya, dapat dipelajari saat dewasa. Kita memang sering berasumsi bahwa pelatihan musik sejak dini sangat penting untuk memahami not balok atau tangga nada di otak kita. Namun, menurut Howard Nusbaum, profesor psikologi di University of Chicago, kita tak mungkin dibatasi oleh ‘jendela biologis’ sesempit itu.
Simulasi di laboratorium Howard menunjukkan bahwa orang dewasa dengan kemampuan auditori lebih tinggi secara signifikan masih bisa meningkatkan kemampuan mereka untuk menghasilkan kembali nada yang nyaris sempurna. Kemampuan auditori adalah bakat bawaan untuk mengingat suara secara umum. “Cara terpenting untuk menjadi musisi pada usia berapa pun adalah dengan berlatih memainkan musik, tetapi memiliki titinada yang sempurna tentu juga bermanfaat,” jelas Howard.
Tidak pernah ikut kursus cello sewaktu kecil tak akan menggagalkan impian Anda menjadi maestro musik, karena kuncinya adalah pada latihan yang intensif. Saya terpikir untuk mulai main harmonika lagi—entah ada di mana benda itu kini. Salah seorang teman pun kembali bersemangat memetik lagi gitar akustik yang sudah lama tergantung di kamarnya.
Kalau Anda, pilih instrumen apa?