Sempat terpisah dari ketiga putranya, Al, El, dan Dul, kini Maia bisa bersatu kembali dengan mereka. “Semua ini takdir Allah, bahkan ketika Dul mengalami musibah,” kata Maia. “Aku percaya ini adalah proses kehidupan.” Selalu ada hikmah dari sebuah musibah. Dengan terjadinya kecelakaan tersebut, Dul bisa kembali ke pelukan Maia.
“Aku sudah pernah merasakan hidup di titik terendah,” ungkapnya sekilas tentang masa lalu. Saat ini, Maia hanya ingin melanjutkan tugas sebagai ibu yang membesarkan anak-anaknya.
“Untuk anak-anak, aku kasih kebebasan yang bertanggung jawab,” kata Maia dengan logat Suroboyoan yang kental. Bebas yang dimaksud adalah kebebasan untuk menentukan jalan hidup, namun disertai tanggung jawab. Prinsip ini ia tiru dari sang ibunda.
Maia juga membekali anak-anak dengan ilmu agama. “Agama itu tidak bisa dipaksakan, jadi aku mau memberikan mereka contoh.” Selain itu, ia berdoa agar ketiga anaknya selalu sukses, makmur, saleh dan dilindungi Allah. Di sela-sela kesibukannya, Maia aktif di dalam kelompok pengajian. Ia juga punya guru privat yang biasa diajak berdiskusi hingga dini hari. Inilah mengapa Maia bisa kuat dalam melewati percobaan hidup yang pernah dialaminya.
Obrolan kami sempat terpotong karena Maia harus menyelesaikan sesi foto untuk cover PESONA. Sepanjang pemotretan, Maia terlihat menikmati dan sangat kooperatif mengikuti keinginan pengarah gaya untuk berpose di depan kamera. Ia juga sering mengeluarkan celetukan-celetukan khas Jawa Timuran yang membuat seluruh kru pemotretan terbahak-bahak.
[Apa arti kebahagiaan bagi Wanda Hamidah? Cek di sini]
Foto: Nicky Gunawan
Pengarah gaya: Alex Lalisang
Rias wajah & rambut: Bumiauw
Busana: Max Mara, Disaya @Central Department Store