Destinasi liburan, selain untuk refreshing, untuk mempelajari budaya dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi penulisan motif batik tulis untuk koleksi labelnya, Wanita.
Pertunjukan musik: Austria
Setelah mendapat beberapa medali emas dalam ajang Olympic Choir yang diikuti oleh peserta dari seluruh dunia bersama Elfa’s Jazz & Pop Singers di Kota Graz, kami ke Salzburg, lalu ke Wina.
Di sana terdapat bangunan bersejarah yang sangat mengagumkan, melihat gedung opera, Istana Hofburg dengan penjaga berkuda, jalan-jalan di Stephansplatz, serta menikmati musik di Jazz Fest Wien atau Vienna Jazz Festival yang dihadiri musisi kenamaan dunia.
Wisata budaya: Labuan Bajo
Mengunjungi salah satu situs bernama Goa Batu Cermin, saya melewati jalan panjang pohon bambu yang miring, masuk ke dalam gua yang sangat gelap dan rendah, hanya menggunakan senter. Dari tempat ini saya mendapat ide menuangkan motif ke dalam lembaran kain batik.
Saya juga mengunjungi Pulau Komodo. Perjalanan cukup panjang di atas dek kapal, berjemur menikmati bukit pegunungan, melihat beberapa lumba-lumba yang muncul ke permukaan laut.
Pantai paling eksotis: Thailand
Bersama sahabat, saya ke Samui melihat keindahan pantai di Ang Thong sambil berjemur di boat deck. Saya menghadiri pesta pernikahan keluarga di Krabi, berlatar sunset yang indah di ujung tebing.
Ketika snorkeling, saya terkejut bertemu bayi hiu yang lewat depan saya di tengah laut yang jernih dengan pasir putih selembut bedak bayi. Full-moon party di pantai di Koh Pangan mengakhiri island hopping ini.
Destinasi paling berkesan: Sumba Barat Daya
Harus siap berjalan kaki berkilo-kilo meter di antara ilalang untuk menuju pantai yang lebarnya hanya 50 meter, yaitu Pantai Mandorak.
Berenang di Danau We’ekuri juga asyik, serasa kolam milik pribadi karena belum ada pengunjung saat itu. Airnya jernih sekali, berwarna biru turquoise. Saya juga berburu kain tenun di Pasar Tambolaka dan mampir ke rumah adat Kampung Ratenggaro.
Paling sering dikunjungi: Bali
Orang tua saya tinggal di Ubud, Bali. Me-time saya di sekitar Ubud: Menyeruput air kelapa murni di Tegalalang, makan siang di deretan resto Jln. Subak Sok Wayah, minum kopi sore di kafe di Jalan Goutama.
Saya menemani ayah (mantan atlet selancar PON) wind surfing di Pantai Serangan, berjemur di Pantai Gunung Payung, atau menyeberang ke Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan untuk snorkeling.
Kuliner unik: Korea Selatan
Memenuhi undangan tahunan untuk konser di beberapa kota seperti Seoul, Gwangju, dan Busan bersama Elfa’s Jazz & Pop Singers adalah pertama kalinya saya mencicipi Sannakji (gurita hidup) dan makanan favorit, Samgyetang (sup ayam ginseng).
Saya menikmati hot bar malam hari di pinggir jalan. Tentunya harus belanja juga, dong, di Gangnam Underground, Namdaemun, Dongdaemun dan Myeong-dong.
Paling ramah untuk jalan kaki/bersepeda: Jerman
Dari rumah saudara saya di atas bukit Heidelberg, melihat seisi Altstadt, kami jalan-jalan di kastil.
Sore hari turun ke bawah ke alun-alun kota, ke jalan yang sempit yang diapit oleh bangunan-bangunan tua. Mampir ke Alzey, menikmati tempat pembuatan wine, dan menikmati pemandangan kebun anggur di teras belakang rumah famili.