Indonesia bersedih karena kehilangan salah satu putra kebanggaannya, Glenn Fredly.
Penyanyi bersuara emas yang terkenal dengan lagu-lagu cintanya telah berpulang pada tanggal 8 April 2020 pukul 18.47 WIB, meninggalkan istrinya, Mutia Ayu, dan Gewa, putrinya yang baru berusia 40 hari.
Mengutip Kompas.com, Glenn meninggal karena komplikasi meningitis atau radang selaput otak. Beberapa hari sebelumnya kondisi Glenn menurun, sehingga dirawat di rumah sakit, hingga berpulang.
Empat tahun silam, PESONA pernah mewawancarai Glenn. Penyanyi bernama lengkap Glenn Fredly Deviano Latuihamalo yang lahir pada 30 September 1975 ini awalnya tak pernah menyangka bakal jadi penyanyi, karena ia lebih suka menggambar.
“Waktu di kelas 4 SD, sekolah mendelegasikan saya untuk ikut lomba nyanyi. ‘Karena kamu orang Ambon, pasti bisa menyanyi,’ kata guru saya. Agak rasis memang, ha ha ha.… Saya keberatan dan di rumah protes pada orang tua, tapi mereka malah mendukung,” cerita Glenn kepada PESONA.
Selain melahirkan lagu-lagu cinta yang begitu berkesan di hati (siapa yang tak meleleh mendengarkan “Januari” atau “Terserah,” apalagi geng patah hati...), Glenn menjadi produser film, seperti “Cahaya dari Timur: Beta Maluku” (2014), “Filosofi Kopi” (2015), dan “Surat dari Praha” (2016).
Glenn juga rajin menggiatkan toleransi dan keberagaman di negeri ini. Contohnya, tahun 2012 ia pernah memproduseri album religi bertajuk “Hidayah.”
Kepada PESONA, Glenn mengungkapkan bahwa album Islami itu ia persembahkan untuk jangka panjang, untuk kontemplasi bersama. Glenn mengaku banyak terinspirasi oleh Gus Dur, terutama kalimatnya, Tuhan tak perlu dibela.
Sekarang, Glenn beristirahat untuk selama-lamanya, dan kembali kepada penciptanya. Selamat jalan, Glenn Fredly....
Sebagian bahan: Tenni Purwanti
Foto: Previan F. Pangalila
Pengarah gaya: Nabila Kariza