Tantangan lain justru berasal dari dalam dirinya sendiri. “Saya orangnya tidak sabaran. Saya ingin melihat perubahan, tapi mengubah sesuatu tak semudah berjualan. Kita ingin secepat itu, tapi kita tahu itu tidak mungkin.”
Lantas, bagaimana cara ia menyiasatinya?
Di Endeavor, ia sengaja mencari orang-orang yang berasal dari sektor swasta, mencari pegawai yang memiliki pemikiran sektor privat. Sati membutuhkan pemikiran mereka yang efisien, cepat, dan selalu ‘lapar’. Kendari demikian, ia bersikukuh bahwa mereka harus memiliki hati di sektor publik.
“Hatinya harus ke situ. Ini perpaduan yang agak susah, karena biasanya orang yang non-profit akan sepenuhnya non-profit. Begitu pula sebaliknya. Yang cari profit hanya cari profit.”
Apa pun tantangannya, Sati terkesan seperti orang yang tidak bisa menyerah. Selain tergambar lewat rekam jejak karier yang sukses, hal tersebut terefleksikan jelas di sepanjang perbincangan kami. Wanita bertubuh mungil ini sangat passionate.
“Saya melihat karier sebagai cara mengekspresikan diri dan berkontribusi. Ada orang yang bekerja untuk dapat uang, dan uang itu dipakai untuk melakukan apa yang dia mau. Jadi dia tidak passionate dengan pekerjaannya.
“Kalau saya, nyaris tak terpisahkan antara hidup dan karier. Karena memang dari dulu selalu memilih pekerjaan yang saya suka. Kan, indah, ya, kalau pekerjaan itu adalah sesuatu yang akan kita lakukan anyway, whether we get paid to do it or not?”
Ketika ditanya mengenai tip kesuksesan dalam berkarier, Sati sempat termenung sejenak. “Saya suka bingung ketika ditanya soal tip sukses. Tapi menurut saya, karier itu by product saja. Jadi yang terpenting, carilah sesuatu yang Anda cintai dan dihargai oleh orang banyak.”
Hari menjelang senja, dan Sati mesti kembali bergerak ke agenda pertemuan selanjutnya. Di akhir perbincangan, ia sempat bercerita tentang nilai dalam hidupnya, juga soal apa yang ingin ia capai dalam hidup ini.
“Value saya adalah community. Dan arti dari community sendiri menurut saya adalah orang-orang di sekitar yang saya pedulikan. Bisa anak, saudara, atau bahkan satpam kompleks apartemen ini,” jelasnya seraya tertawa. “Saya peduli sama mereka, dan sangatlah penting untuk berkontribusi terhadap komunitas.”
Mengenai mimpi besarnya dalam hidup, Sati mengaku ingin menjadi ‘net producer’. “Manusia sering kali amat konsumtif. Saya ingin menjadi orang yang berkontribusi lebih banyak terhadap komunitas. Lebih banyak memproduksi ketimbang mengonsumsi.”
Foto: Honda Tranggono
Pengarah gaya: Erin Metasari
Artikel ini dimuat di Majalah Dewi edisi September 2018
Klik dewimagazine.com untuk artikel profil, gaya hidup, dan fashion lainnya