Terbuka bukan hanya desain arsitekturnya, tapi juga fungsinya. Siapa pun boleh masuk dan menikmatinya.
Alunan musik reggae sudah terdengar sejak saya menginjakkan kaki di depan Rumah Miring milik Christiana Gouw. Tak lama, gerbang besi yang berdiri kokoh di hadapan saya dibuka oleh seorang asisten rumah tangga.
Mengapa miring? Bangunannya berdiri menjulang bergitu berbeda dari rumah di sekitarnya. Begitu berbeda karena arsitekturnya memiliki kemiringan hingga 70 derajat.
Suara aliran air membawa mata saya ke arah kolam renang yang terletak di sebelah kiri dari tempat saya masuk. Airnya yang biru jernih begitu menenangkan dan menyegarkan, membuat saya ingin sekali ‘mencicipi’ air tersebut. Di area depan rumah terdapat ragam tanaman seperti pule, kemboja, juga kopri.
Setelah menaiki anak tangga, saya memilih duduk di sebelah ‘teman baru’ karya Arief Tousiga. Sebuah karya seni berbentuk seorang anak muda yang sedang duduk, dibuat seakan-akan sedang menikmati minuman dingin. Sambil menanti kemunculan tuan rumah, tak henti-hentinya saya memandangi area sekitar.
Musik reggae begitu serasi dengan suasana rumah yang terbuka, membiarkan angin masuk dan membebaskan mata menikmati beragam varian tanaman koleksi tuan rumah. Tanaman merambat seperti air mata pengantin dan melati Belanda dikombinasikan dan dijadikan pembatas antara rumah tetangga dan kolam renang. Teduh, menyejukkan mata.
Kalau di belakang saya terhampar kolam renang, maka di hadapan saya adalah area dapur kering. Tentunya dengan desain interior yang serasi dengan nama rumah, miring-miring tapi begitu menarik.
Ada juga patung tiga burung gagak sedang bertengger di sebuah sekop pasir karya seniman Agus Wahyu yang terpasang di dinding beton. “Seperti kafe,” saya mengungkapkan kesan saya ketika berbincang dengan Christiana.
Area tersebut juga merupakan bagian rumah yang sering dimanfaatkan Christiana untuk menerima tamu. Siapa pun pasti merasakan hal yang sama. Nyaman dan mampu membuat Anda betah untuk berlama-lama berada di situ. Tak jarang Christiana mengundang orang-orang terdekat untuk kumpul-kumpul di rumahnya. Bisa sambil makan siang atau hanya sekadar ngopi-ngopi.
Di bagian terdalam area lantai dasar, terdapat ruang kaca yang dapat digunakan untuk bermacam-macam keperluan. Saat saya ke sana, ruangan tersebut sedang ditata menyerupai area meeting dengan satu meja serta beberapa kursi yang mengelilingi.
“Pada dasarnya setiap ruangan di rumah ini dibuat multipurpose mengikuti kebutuhan,” jelas Christiana.