Keluar dari ruangan tersebut, saya melewati kamar mandi, dan sampailah di ruangan favorit Elvara, ruang keluarga. Berbentuk persegi panjang berdinding kaca, cahaya alami masuk dengan leluasa. Inilah yang membuat rumah ini juga disebut oleh sang arsitek, Antony Liu dari studio TonTon, “light house.”
Elvara langsung jatuh cinta ketika melihat rumah ini untuk pertama kalinya. Rumah yang menyatu dengan lingkungan sekitarnya, membuatnya nyaman menghirup udara segar. “Di rumah ini arsitek tidak menebangi pohon yang sudah ada sebelumnya, sehingga saya bisa melihat batang pohon dalam ruang tamu dan kamar mandi saya,” kata Elvara.
Masih diiringi oleh suara aliran air, saya berpindah ke ruang makan. Di sebelah kiri, dari dalam ruangan itu saya dapat melihat beberapa sepeda yang digantung di bagian luar rumah—penataan yang unik seperti pajangan.
Pada meja makan terdapat lampu antik yang didapat Elvara di Yogyakarta, dan di Jaipur, India. Lampu-lampu tersebut disusun berjajar menggantung. Di dindingnya ada lukisan wajah pemilik rumah karya Davy Linggar.
Kembali mengikuti aliran air, saya berjalan menuju tangga untuk berpindah ke lantai atas. Kemudian saya mampir di kamar anak semata wayang Elvara dan Jay, Kaja. Tidak jauh berbeda dari ruangan lainnya, beberapa karya seni terpajang di setiap dinding kamar Kaja.
Ketika masuk, di dinding sebelah kiri ada dua lukisan karya Mufti Priyanka dan Wedhar Riyadi yang dibingkai seragam. Di area tempat tidur, ada lukisan karya Hendra “HeHe” Harsono, seniman favorit Elvara.
Kamar Kaja sangat luas dan nyaman. Saat bangun tidur, pandangan langsung ke arah pohon besar di luar rumah serta kebun sayur organik milik warga perumahan lainnya. Saya bahkan tidak merasa sedang di tengah kota.
Keluar dari kamar Kaja, saya menyeberang menuju kamar mandi utama. Apa yang saya lihat tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dari luar pintu kamar mandi, pandangan saya menangkap bathtub berwarna krem. Berbahan batu alam, bathtub itu dikelilingi oleh aliran air serta bebatuan berwarna broken white.
Ada gantungan dari ‘alam’ untuk handuk berupa batang pohon yang sama dengan ruang pakaian Elvara di lantai bawah. Rak kayu senada dengan warna bathtub diisi dengan beberapa hiasan dari Sumba. Ada juga sebuah pajangan dari Tanimbar, Maluku, yang diletakkan berhadapan dengan kloset. Pilihan deck kayu untuk lantai membuat kamar mandi terasa hangat, dengan sentuhan etnik yang berbeda dari ruangan lainnya. Seperti di rumah spa!
Foto: Shinta Meliza
Pengarah visual: Erin Metasari
Rias wajah dan rambut: Ary Alba