Ternyata rumah yang berlokasi di Jati Padang, Jakarta Selatan, itu menyimpan kesejukan yang membuat saya jatuh hati. Inilah kediaman Elvara Jandini Subyakto dan Jay Subyakto.
Suasana alami sudah terasa sejak kami memasuki gerbang perumahan. Hijau, seperti berada di perbukitan. Tidak jauh dari gerbang, di situlah rumah Elvara berada. Saat saya melangkahkan kaki menuju rumahnya, saya bingung di mana pintu masuknya. Ternyata, pintu masuk berada tepat di sebelah garasi.
Berada di tempat ini, mata saya langsung menemukan pemandangan yang menyejukkan mata. Telinga saya pun menangkap ketenangan dari gemericik suara air mengalir. Bunyi aliran air ini membawa saya menjelajahi dunia Elvara.
Batu sikat menjadi alas tempat saya berjalan, hingga beberapa langkah kemudian sekat-sekat besi baja menyambut saya. Di bawah dan sekeliling saya terdapat aliran air lengkap dengan batu kali yang membuat saya seakan berjalan di pinggir sungai kecil.
Tentu saja suasana sungai semakin terasa karena keberadaan tanaman English ivy yang menghiasi dinding beton di sekitarnya. Dari tempat ini saya dapat melihat sebuah lukisan besar, karya seniman kelas dunia Eko Nugroho, hadiah untuk Jay.
“Eko menuliskan pesan kebaikan adalah kebaikan yang sangat cocok dengan prinsip hidup kami sekeluarga,” cerita Elvara. Lukisan itu bertuliskan “Kita adalah Kita,” yang memberi energi positif untuk rumah tersebut.
Berpaling dari lukisan itu, perhatian saya tertuju ke sebelah kanan—ada pintu dengan ornamen deck kayu senada dengan dinding. Ketika pintu saya dorong perlahan, ada tangga di sebelah kiri saya. Saya pun berjalan lurus ke depan, melewati ruang penyimpanan pakaian milik Elvara. Di dalamnya terdapat batang pohon yang berdiri kokoh.
“Tempat berkontemplasi dan mencari inspirasi”—Elvara Jandini Subyakto