Ria Irawan dan Pahit Manis Dunia Film
Go International
Pada 1996, ia kembali ke Indonesia, setelah sebelumnya sempat tinggal di Singapura untuk mengurus bisnisnya –antara lain ia kulakan celana jins produksi Cihampelas dan sepatu Cibaduyut. “Di keluarga saya, cuma saya yang punya darah dagang, darah Padang,” katanya, tertawa. ia juga kembali memasuki pusaran gosip, terutama ketika ia memutuskan menikah dengan Yuma Wiranatakusumah, mantan pembalap, duda dua anak. Namun perkawinan itu hanya bertahan dua tahun saja. “Saya menikah dengan Yuma murni karena cinta. Tapi ternyata cinta saja nggak cukup,” katanya tanpa menjelaskan lebih jauh alasannya bercerai.
Ia pun kembali menerima tawaran main film, antara lain menjadi pemeran utama di film Biola Tak Berdawai (2003) bersama Nicholas Saputra. Lewat film ini Ria berhasil go international dengan menang sebagai The Best Actress dalam Festival Film Asia Pasific di Iran (2003). Ia juga bermain dalam film eksperimental berjudul Impian Kemarau (2004) karya sutradara muda Ravi Bharwani. Film ini (judul bahasa Inggrisnya The Rain Maker) berhasil terpilih sebagai Best Film untuk kategori Asian New Talent Award di Shanghai International Film Festival 2005, dan diputar di berbagai negara, antara lain Belanda, Swiss, dan Irlandia.
Saat hadir di Shanghai, Ria bertemu dengan banyak sineas muda dari berbagai negara. Dari hasil pertemuan itu, mereka sepakat membuat sebuah film berjudul Hotel Vladivostok (2006) yang digarap beramai-ramai. Di film indie yang terdiri dari 6 cerita yang saling bertautan ini, Ravi Bharwani menjadi salah satu sutradaranya, dan Ria menjadi salah satu aktornya. Ia juga main dalam film produksi Malaysia berjudul Berat Sebelah (2013) yang diikutsertakan dalam Festival Film Busan, Korea Selatan.
Ia juga menjajal jadi produser dan sutradara. Di bawah bendera rumah produksi Firebird Films yang ia dirikan bersama teman-temannya, Ria memproduksi film-film alternatif yang cenderung eksperimental. Saat ini ia tengah menggarap film berjudul Gila dan Jiwa. Ria menjadi produser, sementara Julia Perez (Jupe) dan Afghan (penyanyi) menjadi sutradara. Dananya hasil patungan bersama. Produksi film ini sempat terkatung-katung karena Ria dan Jupe harus bolak-balik menjalani pengobatan kanker.
Baca juga: Ria Irawan, Babak Baru Pasca Kanker
Foto: Lufti Hamdi
Pengarah gaya: Siti H. Hanifiah, Dian Prima
Rias wajah: Tania Ledezma
Busana: Carmanita, Agnes Budhisurya (@Alun-Alun Indonesia, Grand Indonesia)
Lokasi: Kediaman Milly Inda-Supit, Cilandak, Jakarta Selatan.