Angka penderita kanker di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi penderita kanker di Indonesia sebanyak 0,14% atau 1,4 kasus dari 100 ribu penduduk. Menurut Prof. DR. dr. Aru Wicaksono Sudoyo, Sp. PD-KHOM—Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI)—hal itu disebabkan oleh ketidaksadaran masyarakat akan bahaya kanker.
“Sebagian besar datang ke kami itu sudah stadium tiga dan empat. Karena apa? Karena tidak sadar adanya kanker, tidak mengetahui deteksi dini, dan juga tidak bisa menghindari atau mengubah gaya hidup,” ujar dr. Aru.
Agar masyarakat semakin sadar dengan bahaya kanker, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dan PT Mundipharma Healthcare Indonesia menggelar Retro Run. Acara yang diadakan pada Minggu, 18 September 2016 ini juga memperingati bulan peduli kanker limfoma.
Sejak pukul setengah enam pagi, kerumunan peserta sudah hadir di FX Sudirman. Seribu orang hadir untuk berlari mundur dari FX Sudirman berkeliling ke Gelora Bung Karno dengan jarak tempuh 3,5 km. Para peserta rela berpusing-pusing lari mundur, setelah sebelumnya mendaftar dengan biaya Rp100 ribu (early bird) hingga Rp150 ribu (harga reguler) untuk dapat mengikuti acara.
Uang pendaftaran yang dikumpulkan akan disumbangkan seluruhnya kepada Yayasan Kanker Indonesia (YKI). Esensi dari lari mundur adalah karena dengan mundur, maka diharapkan kita bisa melompat lebih jauh lagi. Dalam hal ini adalah untuk lebih mengenal tentang kanker dan bahayanya jika dibiarkan tanpa pengobatan.
Lari ini digagas dengan konsep yang fun. Sesuai judulnya yang retro, sebagian peserta berlomba-lomba berpakaian unik ala 70-an. Ada yang memakai celana pendek warna-warni, stocking bermotif ramai, dan ikat kepala. Agar tetap semangat mencapai garis finish maka disediakan tempat pemberhentian yang bisa dipakai untuk selfie dengan tema 70-an, 80-an, dan 90-an.
Salah satu peserta yang rela datang pagi-pagi dari pukul setengah enam pagi adalah Riri Amelya. “Saya, kan, suka lari, terus ada acara lari sambil donasi, kenapa nggak? Sambil olahraga, sekalian melakukan donasi. Mudah-mudahan dari kita yang nggak seberapa bisa membantu,” kata Riri.
Para cancer survivor dari Yayasan Kanker Indonesia juga ikut tampil ceria dengan memakai topeng berwarna cerah. Sekitar 50 cancer survivor menyempatkan hadir, contohnya Lita, Retno, Usye, dan Ellen yang telah dinyatakan bebas dari kanker.
“Kami para survivor, kan, memang kangen kumpul-kumpul begini. Kami ketemu dengan teman-teman sependeritaan. Tapi kami nggak menganggap ini menderita,” kata Usye. “Kita senang dan berdamai dengan kanker. Kankernya jangan dimusuhin,” sambung Lita. Jika peserta umum berlari sepanjang 3,5 km, para cancer survivor diberi kesempatan berlari sepanjang 500 meter.
Di akhir acara, diumumkan bahwa dana yang terkumpul mencapai Rp150 juta. Acara semakin meriah dengan lantunan nyanyian Kunto Aji yang membawakan lagu-lagu hitsnya. Peserta ramai bernyanyi bersama saat lagu “Terlalu Lama Sendiri” dibawakan Kunto Aji.
[Baca juga artikel tentang komunitas lari Senayan di sini]
Foto: Aprilia Ramadhani, Fortune PR