Setelah menunggu hampir dua tahun, akhirnya saya berhasil mengatur janji wawancara dengan Abimana. Sebagai aktor langganan film-film laris, hal itu wajar saja.
“Halo, saya Abi,” sapanya diikuti senyum tipis. Sehari-hari ia berpenampilan cuek dengan kaus hitam, jeans biru, dan sneakers putih.
Sejak 2011 bermain di film “Catatan Harian Si Boy,” nama Abimana mendadak tenar. Di tahun-tahun setelahnya, Abi selalu membintangi film-film laris sebagai pemeran utama—sebut saja dalam “99 Cahaya di Langit Eropa,” “Haji Backpacker,” serta “Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1” dan “Part 2.”
Walau kini mencapai popularitas, sesungguhnya Abimana bukan orang baru di dunia film. Sejak berusia 15 tahun, ia menjadi kru lighting untuk produksi sinetron. Abi yang dulu bergaul dengan mahasiswa IKJ sering ikut nongkrong di Senayan dan Taman Ismail Marzuki (TIM).
“Sebenarnya saya adalah orang yang nggak pernah punya rencana dalam hidup. Ada teman yang ajak, ‘Yuk ke sana, yuk ikut’. Kayaknya, kok, menyenangkan, ya ayo,” ungkap ayah empat anak ini.
Terjun ke dunia modeling juga tidak disengaja. “Teman-teman fotografer, kan, suka malas cari model. Kalau bisa yang gratis ya, ha ha ha,” cerita suami dari Nidya Ayu ini. Setelah masa-masa ‘membantu teman’, Abi mulai bermain sebagai aktor sinetron di era 90-an.
Kepribadian Abi yang introver membuat Abi tak suka berakting. Itu yang membuat ia sempat menghilang selama empat tahun dari layar kaca. Demi menyambung hidup, Abi bergabung dengan event organizer, hingga berjualan burger.
Terdesak kebutuhan ekonomi, Abi pun kembali berakting pada 2011 karena sang istri akan melahirkan anak kedua. Di usia 36 tahun ini, anak sulung Abi berusia 17 tahun.
Menikah muda dilakoninya karena kesepian. “Saya sendirian soalnya. Nggak punya siapa-siapa, nggak punya tempat yang bisa disebut rumah. Kalau punya istri dan punya anak, kan, jadi ada rumah.”
Dilahirkan sebagai anak tunggal dengan nama Robertino yang diambil dari nama ayahnya yang asli Spanyol, Abi berada dalam keluarga yang tidak lengkap. Orang tuanya sudah berpisah sejak ia masih bayi. Abi pun tinggal berpindah-pindah sebagai anak angkat di rumah saudara-saudaranya (dari pihak ibu).
Sejak usia 12 tahun, Abi sudah putus sekolah. Merasa harus menyelesaikan masalahnya, Abi berkonsultasi dengan psikolog. Hasilnya, ia ingin berganti nama. Niatnya ini pun dibicarakan dengan keluarganya, dan akhirnya ia memutuskan memilih Abimana Aryasatya yang memiliki arti “bangsawan yang membanggakan keluarga” sebagai nama barunya.
Ternyata perubahan nama ini membuat Abi menjadi pribadi yang lebih baik. “Dengan nama baru ini saya jadi lebih percaya diri, lebih fokus, dan merasa lebih yakin dalam menjalani hidup,” kata peraih Pemeran Utama Pria Terbaik Indonesia Box Office Movie Awards 2017 ini.
Foto: Wira Dhamma Putra
Pengarah gaya: Siti H. Hanifiah
Lokasi: The Shangri-la, Jakarta
Busana: Massimo Dutti
Grooming: Daisy Kwe