Tropis, begitu pemilik rumah menyebut gaya interior rumah mereka. Gaya tropis semakin kental dengan pemilihan perabot berwarna cerah serta peletakan beragam tanaman di segala sisi rumah. Saya melihat tanaman dalam pot besar, pot kecil, hingga kokedama atau teknik menanam dengan media tanam lumut ala Jepang.
Walaupun demikian, rumah tidak terkesan penuh, karena gaya interior dalam rumah diatur minimalis. Dipadukan beberapa elemen kayu, interior ini terkesan natural. Tembok dengan warna semen serta beton menjadi pilihan di beberapa sisi lain, sehingga makin menguatkan kesan natural.
Beranjak ke lantai dua, saya menaiki anak tangga yang berbahan kayu dengan finishing matte. Kesan lembut terasa menyatu dengan interior seisi rumah.
Ada cerita menarik di balik cantiknya kayu tersebut. Kontraktor perlu mengulang proses finishing karena tidak sesuai dengan keinginan Pipiet dan StudioRK, sang arsitek. Lantai atas merupakan area untuk kamar tidur. Cahaya dari segala sisi membuat setiap kamar dapat meminimalisasi penggunaan listrik padai siang hari.
Hal ini juga berlaku di area kamar tidur utama. Terdapat pojok baca tepat di sebelah jendela. Juga sudut untuk merias wajah di sisi jendela lainnya Ternyata tidak melulu cermin besar yang bisa Anda letakkan di meja tempat Anda merias wajah.
Cahaya yang cukup dari luar serta bantuan cermin kecil sudah cukup. Pencahayaan natural pun berlaku di area kamar mandi utama. Walaupun tidak begitu besar, jendela cukup membantu membuat kamar mandi tidak lembap. Dan pastinya, hemat energi.
Foto: Shinta Meliza
Pengarah visual: Erin Metasari