Sebagai desainer interior, Anita selalu mengedepankan konsep dalam tiap kreasinya. Menurutnya, jika tak banyak membaca, seorang desainer akan kesulitan mencipta konsep. Dari membaca pula ia memahami berbagai sejarah dan filosofi di balik sebuah pemikiran.
Penelusuran Anita tentang budaya Jawa menghasilkan sebuah suite room dengan soko guru sebagai tiang tempat tidur, lengkap dengan tumpang sari di atasnya. Suite room itu merupakan salah satu dari 12 karya anggota kelompok desainer interior ID12 dalam pameran berjudul The Colours of Indonesia: Hotel No.12 di Senayan City, Jakarta, pada September lalu. Yang unik, tempat tidur berada di tengah, sengaja ditaruh tidak menempel tembok. Desain tersebut terinspirasi raja-raja jawa yang menjadi center of bhuvana atau pusat dunia, sehingga mereka tidak bergantung pada apa pun. Anita juga terinspirasi batik Jawa Hokokai. Desain batik yang berkembang di masa kependudukan Jepang dengan motif bunga sakura itu ia jadikan sebagai motif partisi.
Hari-harinya memang selalu dipenuhi kesibukan. Saat saya temui, Anita tengah mempersiapkan diri ke Banyuwangi untuk membicarakan pembuatan vila. Kesibukannya inilah yang membuat Anita dengan berat hati meninggalkan pekerjaannya sebagai dosen Tata Ruang di Jurusan Arsitektur UI—yang selama tujuh tahun digelutinya. Namun sesekali ia masih diminta memeriksa tugas akhir mahasiswa, atau menjadi dosen tamu.
Meski demikian, di sela-sela kesibukannya, ia tetap menyempatkan diri berlatih yoga setiap hari. Sebuah studio yoga bernama Rumah Yoga ia bangun di tahun 2003 bersama beberapa sahabat. Ia pula yang menggagas Namaste Festival, festival yoga tahunan di Jakarta, yang mendatangkan guru-guru yoga dari seluruh dunia.
Sebelum berpamitan, saya sempat bertanya soal tip-tip merias ruangan di rumah. Katanya, taruh saja segala benda yang punya kenangan dalam hidup kita. “Rumah tinggal itu jangan sampai kayak showroom. Harus ada soul-nya. Kamu boleh taruh apa saja yang kamu suka di dalamnya,” pesan Anita seraya tersenyum, menatap sketsa karya dua anak laki-lakinya yang terpajang di sudut meja kerjanya.
Foto: Dhany Indrianto
Pengarah gaya: Erin Metasari
Rias wajah dan rambut: Tania Ledezma