Setiap ada proyek baru, hadir pula tantangan yang berbeda. Saat mendesain interior rumah, terkadang Anita dihadapkan pada pasangan suami-istri yang berbeda pendapat. Tak jarang pula timbul pertengkaran di antara mereka. Kalau sudah demikian, Anita harus menjadi penengah yang memberi solusi. “Interior designer kayaknya juga harus bisa berperan sebagai psikolog, ha-ha-ha….” Kini Anita tengah mengerjakan proyek pembuatan karya seni yang akan dipajang di Fraser Residence, Kuningan, Jakarta Selatan.
Mendesain sebuah kantor juga tak kalah menantang. Sebelum mulai berkarya, Anita harus rajin-rajin meriset. Apa saja kegiatan kantor tersebut? Itu perlu ia pikirkan detailnya agar nantinya ruangan yang dirancangnya mampu memenuhi kebutuhan karyawan. Ketika menangani sebuah kantor sekuritas, misalnya, ia mengamati bahwa divisi riset masuk sangat pagi. Pada pukul 06.30 pagi, mereka sudah ada di kantor, dan sekaligus menjadi yang pulang paling akhir.
Lantas Anita memikirkan bagaimana agar ruangan itu bisa mengakomodasi karyawan nyaris sepanjang hari. “Ruangannya harus senyaman mungkin. Saya menangani hingga ke pemilihan kursinya. Dari segi ergonomis, kursi itu harus berkualitas baik sehingga kalau dipakai duduk lama tetap nyaman,” jelas pemilik showroom Millenia di kawasan Bangka, Jakarta Selatan, ini. Di showroom Millenia ini pula Anita menjalankan operasional perusahaannya, PT. Millenia Tata Aria, yang bergerak di bidang desain interior serta pembuatan furnitur dan karya seni.
Ketika mengerjakan desain hotel, tantangannya beda lagi. Anita pernah mendesain hotel berbintang rendah, sampai yang berbintang lima. Saat mendesain hotel, ia juga harus mengantongi izin dari owner dan principal hotel. Seperti saat ia mendesain sebagian interior Hotel The Stones di Kuta, Bali, yang merupakan jaringan grup Marriott. Sebelum diputuskan desain mana yang dipakai, ada banyak tim yang memeriksa desain Anita.
“Dari segi keamanan, mereka punya tim khusus. Kami harus memikirkan agar ruangannya aman untuk anak kecil. Jangan sampai ada anak yang tertusuk ujung meja yang terlalu tajam, misalnya. Dari segi perawatan juga harus efisien. Saya tidak bisa mendesain kamar yang bagus, tapi susah dibersihkan,” ujar Anita.
Jika Anda berkesempatan menginap di Hotel The Stones di Kuta, Bali, coba lihat meja resepsionisnya yang terbuat dari marmer. Uniknya, sisi depan meja itu dihiasi batu-batu berharga yang disusun sehingga tampak bergradasi. Inspirasinya ia peroleh saat berlibur ke Italia. Ketika itu ia melihat lokasi pemotongan marmer yang terletak di sebuah pegunungan. Ia mengakui, traveling memainkan peranan penting bagi kemunculan ide-idenya.