Kini gerakan 3M tak lagi diasosiasikan dengan demam berdarah dengue (DBD).
Sebelumnya, gerakan 3M ditujukan untuk mencegah penyebaran DBD dengan menguras kamar mandi, mengutup bak air, serta mengubur botol atau kaleng bekas, yang bisa menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti, penyebar virus dengue.
Sekarang, gerakan 3M sama penting untuk mencegah penyebaran penyakit mematikan. Namun bukan untuk DBD melainkan untuk melawan Covid-19. Inilah aturan dasar protokol kesehatan yang harus dipatuhi agar Covid-19 kalah, dan tak ada lagi korban yang menderitanya.
Basi? Tidak juga; buktinya pasien Covid-19 di Indonesia terus bertambah, bahkan survei mengatakan bahwa 30% penduduk Jakarta merasa tak bakal tertular virus ini.
Karena itu, praktikkan selalu 3M sebagai gaya hidup baru. Pertama, mencuci tangan sesering mungkin. Cucilah dengan gerakan yang benar, dan jika bisa, mencuci dengan air mengalir dan sabun lebih efektif ketimbang hanya memakai hand sanitizer.
Kedua, memakai masker, terutama jika Anda keluar rumah dan kontak dengan orang lain. Masker medis memang yang terbaik, namun untuk sehari-hari masker kain tiga lapis adalah pilihan yang cukup efektif karena bisa hingga 70% mencegah terpapar Covid-19.
Masker dari scuba dan buff tidak dianjurkan lagi; hanya satu lapis dan efektivitasnya cuma 5%. Di MRT dan KRL, penggunaannya pun sudah tidak diperbolehkan lagi.
Ketiga, menjaga jarak. Ini tak sulit, tapi kadang terlupakan. Jika Anda harus masuk kantor, jaga jarak 1-2 meter dengan rekan kerja. Hindari kerumunan, dan jika terpaksa harus meeting secara fisik, pastikan kapasitas ruangan hanya separuh biasanya.
Bukan tanpa alasan jika Pemerintah menomorsatukan pengawasan di area publik, karena terbukti kerumunan orang sangat potensial menjadi klaster baru penularan Covid-19.
Yuk, bantu melawan Covid-19 dengan cara simpel, praktikkan selalu 3M ini!
Ilustrasi: United Nations/Unsplash