Foto itu menjadi awal dari petualangan Wonder Woman (Gal Gadot) di film ini, ketika ia teringat masa lalunya.
Sebelum jadi Wonder Woman, ia adalah Diana, Putri dari Themyscira, negeri indah yang hanya ditinggali para wanita Amazon. Bahkan Diana kecil jadi satu-satunya anak kecil di negeri itu. Ibunya adalah Ratu Hippolyta (Connie Nielsen), tantenya adalah panglima perang, Antiope (Robin Wright).
Antiope melatih Diana agar siap bertarung, meski Hippolyta percaya, mereka bakal terus hidup damai karena jauh dari Ares, Dewa Perang, yang melawan ayahnya sendiri, Zeus.
Ketika Diana menunjukkan kekuatannya dan bisa mengalahkan Antiope dalam latihan, sebuah pesawat yang kena tembak tercebur ke dalam laut di dekat Themyscira. Diana menyelamatkan sang pilot, yang ternyata dikejar-kejar pasukan Jerman. Pasukan Jerman berhasil sampai ke Themyscira, menyerang pasukan Amazon, bahkan membunuh Antiope.
Pilot bernama Steve Trevor (Chris Pine) itu adalah mata-mata Pasukan Sekutu, yang mencuri buku formula racun berbahaya dari proyek rahasia Jerman milik dokter Isabel Maru dan Jenderal Ludendorff (Danny Huston). Ketika Steven kembali ke markas Sekutu di London, Diana memutuskan ikut karena ia yakin Ares berada di belakang perang ini, dan Ludendorff adalah Ares.
Petualangan Diana dan Steve ditemani rekan-rekan andalan Steven: Sameer si jago bahasa dan menyamar, Charlie si penembak jitu, dan Chief, Indian yang lihai mencuri. Mereka berlima yang nantinya ada di foto hitam-putih yang dimiliki Bruce Wayne.
Meski membantu Steve adalah menghancurkan bom racun karya Isabel Maru (Elena Anaya), Diana memakai kekuatannya dan kemampuannya bertarung untuk membebaskan sebuah kota. Dan akhirnya, ia pun berhadapan dengan Ares dalam sosok yang tak ia duga sebelumnya.
Sebagai tontonan, "Wonder Woman" cukup menghibur, dan sebagai tokoh sentral, Gal Gadot bermain baik. Namun skenario sedikit melemah di sepertiga bagian terakhir, ketika Diana bertarung melawan Ares. Sama seperti "Batman v Superman: Dawn of Justice" yang bermuara pada fakta bahwa ibu Batman dan Superman sama-sama Martha, inti keteguhan Diana untuk terus bertarung ternyata simpel saja (Anda cari tahu sendiri, ya).
Sutradara Patty Jenkins ("Monster") berhasil menampilkan sosok Wonder Woman/Diana yang manusiawi dengan kisahnya bersama Steve. Hal ini justru melahirkan atmosfer (karena setting mirip) yang mengingatkan saya pada film Marvel "Captain America: The First Avenger." Sayangnya tidak dijelaskan mengapa Diana tetap awet muda di masa sekarang (mungkin karena keturunan dewa di dunia manusia?).
Satu lagi, saya sangat suka adalah music score karya Rupert Gregson-Williams, yang siap jadi ikonis. Yang pasti, untuk film "Justice League" November nanti, Wonder Woman jadi superhero yang paling saya tunggu, sejauh ini.
Foto: Warner Bros. Pictures/DC Comics