Dokumenter berdurasi 78 menit ini disutradarai oleh Simon Gutknecht dan Armin Tobler, dan diputar di festival film Europe On Screen awal Mei lalu.
Armin Tobler merupakan pria kelahiran Indonesia yang diadopsi dan dibesarkan oleh orang tua asal Swiss. Ia baru tahu kalau diadopsi di usia 19 tahun. Karena alasan itu, akhirnya Armin memutuskan untuk menemui ibu kandungnya yang berada di Jakarta. Enam tahun setelah pertemuannya itu, Armin memutuskan untuk mencari ayah kandungnya.
Tahun 2012 Armin mengunjungi ibu kandungnya di Jakarta, perjalanan yang terasa menguras tenaga dan emosinya. Sang ibu terkesan menutupi dan enggan menceritakan apa yang terjadi di masa lalu. Kemarahan sang ibu terhadap ayah kandung Armin sangat terasa dari raut wajahnya. Setelah mengulik ke berbagai tempat, Armin ditemani adik tirinya menemukan masalah yang lebih pelik dan sudah tersimpan lama. Terkuak fakta-fakta yang membuat Armin mengetahui alasan sang ibu melepaskan dia untuk diadopsi.
Film ini membawa penonton ikut penasaran karena begitu sulitnya Armin melacak keberadaan sang ayah. Dilempar ke sana kemari dan kendala bahasa menjadi hambatan tersendiri bagi Armin. Proses untuk melakukan berbagai hal yang lambat menjadi culture shock tersendiri.
Sebuah sentilan kecil saat Armin menyebutkan dalam film ini bahwa semuanya di Indonesia harus pelan-pelan. Armin yang cukup frustrasi karena segala proses pencarian seperti berputar-putar dan berjalan di tempat. Namun dari segala ketegangan yang hadir, sosok adik tiri Armin cukup memberikan kesegaran. Pembawaanya yang lugu dan lucu terkadang mengeluarkan kelakar dan kata-kata yang menghibur. Armin juga mendokumentasikan catatan harian dalam model video blogging (vlogging) dan dikemas dengan sangat apik.
Foto: Europe on Screen