Di tempat lain, Ketua Yang ketakutan ketika tahu Direktur Ma (Cha Sesung-won), tangan kanan Ketua Doh, siap membalas dendam kepadanya, dan Ketua Doh ternyata masih kritis, belum tewas. Dia lalu membuat perjanjian dengan Ma, dan Ma bersama kawanannya mengejar Tae-gu ke Jeju.
Kuto juga tewas ketika terjadi insiden dengan broker gang Bukseong, yang mengkhianati Kuto dalam bisnis.
Ketika Tae-gu berada di tangan Ma, dia mendapatkan fakta tentang siapa sebenarnya di balik pembunuhan kakak dan keponkannya, dan fakta bahwa kesetiaan kadang tak ada harganya.
Disutradarai Park Hoon-jung (sutradara "The Witch: Part 1. The Subversion," "V.I.P"; penulis skenario "I Saw the Devil"), "Night in Paradise" mengalir pelan. Suasana gloomy langsung terasa karena nuansa biru yang dipilih untuk sinematografinya. Tae-gu yang awalnya ceria dan bersemangat menjadi pribadi yang dicocok hidung oleh dendam.
Sementara Jae-yeon adalah pribadi sinis yang tahu hidupnya tak lama lagi, namun ia menyayangi sang paman dan mendapatkan sedikit perubahan dengan kehadiran Tae-gu. Ekspresinya boleh saja datar, tapi sinar matanya berbicara.
Bintang drama Korea "Vincenzo," Jeon Yeo-bin, menunjukkan kemampuan aktingnya kembali. Jika dalam "Vincenzo" ia adalah pribadi yang loud, dalam film ini dia adalah wanita yang malas hidup tapi sayang keluarga, dan akhirnya memanfaatkan momentum "sebentar lagi saya juga mati" untuk tujuan finalnya.
"Night in Paradise" yang harusnya dirilis di bioskop tahun lalu tertunda penayangannya karena pandemi. Namun film ini sempat diputar di beberapa festival film internasional.
Tonton "Night in Paradise" di Netflix, dan muatan kekerasan dalam film (tak ada yang mengalahkan sinema Korea untuk adegan penyiksaan oleh gangster!) menjadikannya tontonan untuk usia 18+.
Foto: New Entertainment World/Netflix