Napier, Hawke’s Bay
Mendarat di bandara Napier sehabis hujan deras, saya teringat pada malapetaka yang telah menimpa wilayah itu. Di bulan Februari tahun 1931, sekitar pukul 10 pagi yang cerah, laut di Teluk Hawke, yang saat itu ceruknya hampir berupa setengah lingkaran, tiba-tiba mengamuk.
Rupanya gunung berapi yang ada di dasar lautan meletus dan mengakibatkan gempa bumi dengan skala 7,8 Richter. Konon ombaknya sangat tinggi hingga melampaui bukit yang ada di Napier. Padahal letak gunung yang meletus itu berjarak 20 km dari Napier dengan kedalaman sekitar 20 km di bawah laut. Daratan menjadi porak-poranda, kapal-kapal yang sedang melaut pun lenyap ditelan bumi.
Guncangan yang maha dahsyat itu telah memutarbalikkan lautan, sehingga teluk yang mirip setengah lingkaran itu berubah menjadi daratan dengan garis pantai yang landai. Daratan baru ini merupakan tanah yang sangat subur, pas untuk perkebunan anggur. Dibutuhkan waktu dua tahun untuk memperbaiki dan membangun kembali kota yang hancur diterjang ombak itu.
Ternyata gedung-gedung yang selamat, termasuk gedung teater, telah dibangun dengan sistem konstruksi sama. Gedunggedung tersebut mempunyai gaya art deco. Setelah ditelusuri, kota di dunia yang memiliki gedung bergaya art deco terbanyak adalah Napier, sehingga kota itu menyebut diri sebagai “Napier The Art Deco City.”
Saya dijemput oleh seorang relawan dengan dandanan dan mobil keluaran tahun 30-an. Relawan ini tergabung dalam Art Deco Trust, sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan merawat semua benda bersejarah di wilayah itu. Selama satu jam saya diantar napak tilas bencana alam 76 tahun yang lalu.
Ada pun sisa-sisa mainan anak-anak, alat-alat rumah tangga, dan pakaian dikumpulkan dalam sebuah museum. Sebuah ruang khusus memamerkan ratusan foto dan kliping surat kabar. Diputar pula film dokumenter yang dilengkapi testimoni dari orang-orang yang selamat. Karena itu, sah-sah saja bila kemudian, sebagai gimmick marketing, MHG (Museum, Theater, Gallery) diimbuhkan pada nama Hawke’s Bay.
Di Farmer’s Market, saya teryakinkan akan kesuburan tanah wilayah itu. Beragam sayuran yang dijajakan rata-rata berukuran raksasa bila dibandingkan sayuran kita. Bayangkan, ada cabai rawit sebesar cabai keriting kita!