Namun Annisa punya alasan untuk harga ini. Pertama, ia tidak ingin menekan harga singkong di tingkat petani. Karena ia mau kualitas yang baik, ia rela membayar mahal untuk harga singkong. Kedua, Annisa memperkecil cross contamination dengan bakteri, yaitu menggunakan mesin.
“Proses pengeringan tepung memang bisa menggunakan sinar matahari atau dijemur, tetapi bakteri tidak akan terurai dengan sempurna. Akibatnya kualitas mocaf tidak baik, warnanya menghitam, dan rasanya pun jadi asam,” jelas Annisa lagi.
Selama ini kita hanya tahu bahwa tepung yang berasal dari singkong adalah tapioka. Kini, dengan berkembangnya teknologi pangan, singkong bisa menghasilkan produk tepung yang lain. Kalau beberapa negara pengguna terigu mulai beralih ke mocaf, mengapa kita tidak mencoba? Mocaf dapat digunakan untuk membuat kue kering, cake, kue lapis, brownies, roti, bihun, mi, bahkan untuk pisang goreng. Hasil produknya tak kalah lezat dan tidak jauh berbeda dengan terigu.
[Simak juga tentang napak tilas kuliner Minang di sini]