Sosoknya ramping dan energik, dengan rambut tergerai panjang sepunggung. Mantan VJ MTV ini kini menetap di Hong Kong bersama suami dan dua putranya, Diego Arjuna Paredes, 4,5 tahun, dan Enrico Satria Paredes, 2. Di sela-sela persiapan untuk pemotretan cover Pesona, wanita kelahiran 30 Desember 1978 ini bercerita penuh semangat tentang dua misi terkininya.
"Saya sekarang bergabung sebagai relawan di Komisi Perlindungan Anak Indonesia, bersama Teuku Zacky, Widi Mulia, Dira Sugandi, Rebecca Reijman, dan teman-teman lain sesama orang tua. Kami kampanye ke masyarakat, juga ke sekolah-sekolah, membawa pesan yang sebenarnya sederhana, kok, yaitu kami ingin masyarakat aktif melaporkan jika mengetahui kasus kekerasan pada anak di sekitar mereka, agar tak perlu ada Engeline lainnya.
Hambatannya justru di masyarakat kita sendiri dan hukumnya. Meski ada Undang-Undang yang mengatur ini, dampaknya lemah dan kurang ada tindakan nyata. Hukuman bagi pelakunya hanya 15 tahun kurungan. Sementara itu, sering kali masyarakat mengetahui indikasi (kasus) kekerasan, namun tak berani melaporkan karena masih dianggap sebagai urusan rumah tangga orang lain. Jadi, mereka tak berani 'ikut campur'.
Kasus Engeline kemarin memang membuat banyak orang prihatin, tapi nasi juga sudah menjadi bubur, dan saya pikir yang bisa kita lakukan adalah bekerja sama agar hal itu tak terulang lagi. Masyarakat harus aktif melapor kalau melihat tetangganya. teman anaknya, atau muridnya yang ada indikasi mengalami kekerasan. Tak ada anak-anak yang boleh diperlakukan seperti itu.
Sebagai orang tua, saya termasuk protektif, nggak tenang kalau mereka jauh-jauh dari jangkauan saya. Bukannya berprasangka, tapi 'predator' itu bisa saja orang-orang yang dikenal baik. Jadi, saya juga mengajarkan mereka menjaga diri. Selain tak boleh ikut orang tak dikenal tanpa saya, mereka saya ajarkan untuk berani mengatakan kepada orang lain untuk tak menyentuh bagian pribadi mereka, atau mereka harus laporkan ke saya.
Meskipun protektif, saya tak mengekang. Saya masih membiarkan mereka bermain di taman dalam jangkauan saya. Sebagai ibu, jelas saya senang sekali bisa terus menggunakan waktu bersama mereka. Pernah suatu waktu saya bertemu oma ketika sedang main bersama anak saya. Umurnya sekitar 60-an atau 70-an tapi masih kuat dorong-dorong ayunan dan main sama cucunya. Setelah saya tanya 'rahasia'-nya, ternyata ia selalu berusaha untuk aktif bergerak.
Dari situ saya jadi mantap untuk tetap bugar ketika tua nanti. Sekarang ini saya olahraga di gym Senin-Jumat dan cukup sejam saja, karena, kan, saya menjaga pola makan juga. Perbanyak sayur dan buah, memilih sumber karbohidrat dari beras merah dan pasta, lalu mengurangi gorengan juga. Yah, di akhir pekan saya bisa agak longgar, tapi sisanya harus dijaga.
Pokoknya saya juga mau jadi oma yang masih aktif bergerak supaya bisa main-main sama cucu nanti!"
Foto: Irvan Arryawan
Pengarah gaya: Erin Metasari
"Saya sekarang bergabung sebagai relawan di Komisi Perlindungan Anak Indonesia, bersama Teuku Zacky, Widi Mulia, Dira Sugandi, Rebecca Reijman, dan teman-teman lain sesama orang tua. Kami kampanye ke masyarakat, juga ke sekolah-sekolah, membawa pesan yang sebenarnya sederhana, kok, yaitu kami ingin masyarakat aktif melaporkan jika mengetahui kasus kekerasan pada anak di sekitar mereka, agar tak perlu ada Engeline lainnya.
Hambatannya justru di masyarakat kita sendiri dan hukumnya. Meski ada Undang-Undang yang mengatur ini, dampaknya lemah dan kurang ada tindakan nyata. Hukuman bagi pelakunya hanya 15 tahun kurungan. Sementara itu, sering kali masyarakat mengetahui indikasi (kasus) kekerasan, namun tak berani melaporkan karena masih dianggap sebagai urusan rumah tangga orang lain. Jadi, mereka tak berani 'ikut campur'.
Kasus Engeline kemarin memang membuat banyak orang prihatin, tapi nasi juga sudah menjadi bubur, dan saya pikir yang bisa kita lakukan adalah bekerja sama agar hal itu tak terulang lagi. Masyarakat harus aktif melapor kalau melihat tetangganya. teman anaknya, atau muridnya yang ada indikasi mengalami kekerasan. Tak ada anak-anak yang boleh diperlakukan seperti itu.
Sebagai orang tua, saya termasuk protektif, nggak tenang kalau mereka jauh-jauh dari jangkauan saya. Bukannya berprasangka, tapi 'predator' itu bisa saja orang-orang yang dikenal baik. Jadi, saya juga mengajarkan mereka menjaga diri. Selain tak boleh ikut orang tak dikenal tanpa saya, mereka saya ajarkan untuk berani mengatakan kepada orang lain untuk tak menyentuh bagian pribadi mereka, atau mereka harus laporkan ke saya.
Meskipun protektif, saya tak mengekang. Saya masih membiarkan mereka bermain di taman dalam jangkauan saya. Sebagai ibu, jelas saya senang sekali bisa terus menggunakan waktu bersama mereka. Pernah suatu waktu saya bertemu oma ketika sedang main bersama anak saya. Umurnya sekitar 60-an atau 70-an tapi masih kuat dorong-dorong ayunan dan main sama cucunya. Setelah saya tanya 'rahasia'-nya, ternyata ia selalu berusaha untuk aktif bergerak.
Dari situ saya jadi mantap untuk tetap bugar ketika tua nanti. Sekarang ini saya olahraga di gym Senin-Jumat dan cukup sejam saja, karena, kan, saya menjaga pola makan juga. Perbanyak sayur dan buah, memilih sumber karbohidrat dari beras merah dan pasta, lalu mengurangi gorengan juga. Yah, di akhir pekan saya bisa agak longgar, tapi sisanya harus dijaga.
Pokoknya saya juga mau jadi oma yang masih aktif bergerak supaya bisa main-main sama cucu nanti!"
Foto: Irvan Arryawan
Pengarah gaya: Erin Metasari