Jika Anda suka merangkai bunga, ini tip dari Indri Lubis, floristry trainer dari JakFlo Floral Academy, untuk panduan merangkai bunga-bunga Anda.
Beberapa waktu lalu, PESONA bekerja sama dengan Jakflo Floral Academy menggelar workshop merangkai bunga di 2Madison Kemang, Jakarta Selatan. Hari itu, kami belajar merangkai bunga linear, yang menjulang tegak ke atas. Agar bisa tegak, bunga ditopang dengan kawat solid yang ditancapkan ke ‘pot’ rangkaian bunga ini. Dimensinya pun harus bisa dilihat dari segala arah.
Jika ingin merangkai bunga untuk sehari-hari di rumah, adakah ‘rumus’ praktis yang bisa diterapkan? Indri pun menjawab, “Kalau soal pakem, sepertinya tak ada yang benar-benar baku. Tapi mengombinasikannya bisa dengan rasa dan selera masing-masing, misalnya saja kombinasi warna gelap dan terang, atau bentuk dedaunan yang dipadankan.”
Indri pun melanjutkan, katanya, untuk rangkaian kecil, Anda bisa memakai tiga sampai empat warna. Misalnya seperti yang dipakai dalam rangkaian bunga linear kami hari itu: kuning, jingga, ungu, serta merah jambu.
“Perhatikan juga soal perbandingan. Jumlah bunga dalam rangkaian, bentuk daun, lalu penataan bunga aktif dan bunga pasif harus seimbang,” kata Indri lagi. Yang ia maksud bunga pasif adalah bunga yang bentuknya mekar seperti bunga krisan, sedangkan bunga aktif justru yang kelopaknya menguncup seperti helikonia (atau dikenal juga sebagai pisang-pisangan). Bunga pasif sebaiknya dpotong pendek tangkainya sehingga bisa diletakan di bagian bawah, sementara bunga aktif dibiarkan menjulang.
Jika Anda membeli bunga segar untuk diletakkan dalam vas, potong miring tangkai bunga lalu masukan ke dalam vas berisi air bersih. Sementara itu, rangkaian bunga bisa tahan hingga 3-4 hari lamanya. Indri mengingatkan untuk tidak menyemprot bunga pada kelopaknya, melainkan di bagian bawah tempat batang-batang bunga dan daun ditancapkan. “Karena dari situlah mereka ‘minum’,” jelasnya.
Foto: Radhitya Wisnu Satriawan