Untunglah di hari-hari selanjutnya matahari bersinar cerah. Kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Kallig, yang lebih dekat dengan dua diving site yang jadi tujuan utama kami, yaitu Whale Rock dan Nudi Rock.
Dilihat dari udara, Whale Rock memang menyerupai punggung paus. Sedangkan perairan di sekitar Nudi Rock sangat jernih, sehingga kita bisa melihat dengan jelas pemandangan bawah laut dari permukaan air sampai kedalaman 20 meter. Begitu menyelam, saya baru menyadari mengapa dua diving site ini sangat terkenal di kalangan pencinta diving. Menyaksikan terumbu-terumbu karangnya, saya seolah dikelilingi taman dengan bunga-bunga berwarna-warni sedang bermekaran.
Sayangnya kami tak bisa melihat koloni ikan pari manta (manta ray) meski sudah dibela-belain berlayar ke Pulau Pisang. Kami memang salah musim, karena koloni pari manta baru mendatangi perairan Pulau Pisang sekitar bulan Desember. Tapi kami sangat terhibur melihat koloni penyu hijau yang ikut berenang berputar-putar, seolah menemani kami menyelam. Malam harinya, kami menangkap kepiting kelapa (coconut crab) dengan umpan sisa-sisa kelapa. Lumayan, kami mendapat satu yang sebesar piring makan. Dagingnya sangat gurih, manis, dan lezat.
Senja di Kaimana
Setelah puas berhari-hari menyelam, kami melanjutkan berlayar ke arah selatan lalu melepas jangkar di Tanjung Kirana yang termasuk dalam Kabupaten Fak Fak. Tujuan utama kami adalah Air Terjun Kiti-Kiti yang terletak antara Fak Fak dan Kaimana. Ini adalah air terjun besar sekali yang berhulu di puncak bukit berhutan lebat dan airnya mengalir langsung ke laut. Celakanya, meski namanya cukup terkenal, kami tidak tahu di mana letak persisnya. Sedikitnya kami harus bertanya kepada lima nelayan sebelum akhirnya berhasil menemukan air terjun dahsyat ini. Kami pun bersorak-sorak saking senangnya. Dan sesuai nazar, kami membuka sebotol sampanye untuk merayakannya!
Air yang mengalir dari air terjun itu tawar, sangat bening, dan segar. Kami pun segera mengisi persediaan air di kapal, lalu minum dan mandi sepuas-puasnya —kami belum benar-benar mandi sejak memulai pelayaran. Malam harinya, kami leyeh-leyeh di dek kapal sambil memandangi langit. Malam itu langit sangat cerah dengan jutaan bintang yang terlihat lebih besar dan terang karena tak tertutup kabut atau polusi.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali kami melanjutkan perjalanan ke Triton Bay yang termasuk dalam Kabupaten Kaimana. Kami melepas jangkar di perairan di sekitar Triton Bay Resort di Pulau Aiduma. Arus tenang, air laut berwarna hijau kebiruan yang bening, dan pemandangan bawah laut yang begitu indah membuat dua dua dive site di Triton Bay ini sangat terkenal di kalangan pencinta diving sedunia, yaitu Bo’s Rainbow dan Little Komodo (tidak ada hubungannya dengan Pulau Komodo di Flores). Saya menikmati senja terakhir di atas kapal di wilayah Triton Bay. Dan saya pun mengamini bahwa pemandangan senja di sini memang seindah yang digambarkan dalam sebuah lagu lawas berjudul Senja di Kaimana...
Seperti diceritakan oleh Jane Djuarahadi
Foto: Jane Djuarahadi