“Action yang pernah kami lakukan adalah menggalang dana untuk membantu korban erupsi Merapi dan gempa bumi di Yogyakarta dan di kepulauan Mentawai. Kami mengadakan malam dana yang kami beri judul Fun for Fund, menampilkan band dan penyanyi dari kami sendiri. Dari kegiatan ini terkumpul dana sebesar 130 juta rupiah. Karena anggota kami adalah seluruh angkatan 83, maka di mana pun kami mengadakan acara, teman-teman selalu siap bekerja bersama kami. Seperti misalnya di Yogyakarta dan Mentawai, ada Ladies 83 di sana yang membantu,” kata Dieke yang adalah seorang pengusaha.
Tawuran yang sempat marak terjadi di Jakarta membuat mereka prihatin. “Meski kami tidak bersentuhan dengan peristiwa itu, tapi kami bisa merasakan, bagaimana jadi ibu anak-anak yang tawuran itu. Kami membuat poster-poster untuk dipamerkan,” kata Uci. Kegiatan ini disambut baik oleh Joko Widodo yang saat itu menjabat Gubernur DKI dan wakilnya, Basuki. Poster-poster itu pun mereka bukukan. Saat launch buku itu mereka diajak oleh radio Prambors untuk mengisi acara ulang tahunnya yang bertema No More Violence.
[Cek bagaimana musik bisa mencegah pikun di sini]
Action lainnya adalah memberikan beasiswa bagi anak-anak kurang mampu, Enterpreneurship Award, STEAM (Science, Technology, Engineering, Art & Math). STEAM adalah pelatihan bagi guru-guru SMP. “Menurut data demografi, pada tahun 2045 generasi yang top adalah anak-anak yang sekarang duduk di bangku SMP. Kami fokus mengedukasi gurunya untuk berpikir secara holistik. Misalnya masalah kependudukan, bukan semata urusan ilmu kependudukan. Masalah kepadatan penduduk, orang fisika juga harus berpikir soal energi yang terbarukan. Kegiatan ini sangat disukai oleh para guru,” kata Kiko.
From Street With Love merupakan action terbaru. “Seorang teman alumni universitas Padjadjaran mengajak saya untuk mengumpulkan para pemain biola jalanan, membentuk sebuah komunitas Street Violinist,” kisah Uci. Pertemuan dua alumni dari perguruan tinggi yang berbeda membawa mereka pada sebuah action yang mampu mengubah hidup orang lain. Terkumpul 9 violinist yang telah malang melintang di jalanan, terminal, pasar, dan tempat-tempat makan. Mereka diberi tempat untuk berlatih. “Salah satu dari mereka sekarang menjadi guru saya belajar biola,” ujar Uci. Proyek From Street With Love ini telah melakukan berbagai kunjungan seperti ke pesantren, kegiatan-kegiatan sosial seperti Jakarta Goes Pink 2015, World Sight Day, mengisi acara di kegiatan reuni, mini konser, dan pembukaan pameran seni.
Foto: Dennie Ramon