Bulan puasa sudah separuh jalan, dan celana kesayangan Anda tiba-tiba tak muat lagi.
Panik karena berat badan naik selama puasa? Anda tidak sendirian. Saya juga pernah mengalaminya, begitu pula yang lainnya. Di kantor, beberapa rekan kerja bolak-balik mencubit pinggang mereka yang sedikit lebih tebal di bulan Ramadan.
Ternyata ada lima hal yang bisa jadi justru menyebabkan berat badan naik selama puasa.
1. Sahur dan berbuka puasa yang tinggi karbohidratdan lemak
Selama puasa, nutrisi yang paling kita butuhkan adalah karbohidrat dan protein, karena, selain air, keduanya menurun cukup banyak.
Namun kita cenderung lebih banyak mengonsumsi karbohidrat dan lemak saat sahur maupun berbuka. Semangkuk mi dan roti untuk sahur, atau nasi dan lauk-pauk rendang saat berbuka karena sudah terlalu lapar. Atau, hanya roti saat sahur berhubung waktu sudah mepet.
Solusinya mudah saja, kurangi konsumsi karbohidrat dan lemak, yang lebih cepat menambah berat badan, apalagi jika tidak diimbangi olahraga.
2. Terlalu banyak makan manis
Apa boleh buat, kita telanjur 'dicuci otak' dengan kalimat "berbukalah dengan yang manis," he he. Sebenarnya tidak ada salahnya berbuka dengan yang manis, asal tidak berlebihan.
Tapi kita sering berbuka dengan secangkir teh manis, lalu makan segelas kolak atau es cendol. Belum lagi kue-kue (manis) yang sudah memanggil-manggil sejak habis salat Asar, he he.
Makan dan minum yang manis secara berlebihan memicu kenaikan berat badan paling cepat. Minuman dan makanan manis membuat otak cenderung tidak cepat merasa dipuaskan, meskipun kalori yang masuk sebenarnya sudah banyak.
Selain itu, minuman dan makanan manis bisa membuat kita malah ingin yang manis-manis lagi.
Menghindarinya? Tidak perlu, kok. Cukup batasi porsinya. Jika Anda sudah berbuka dengan teh manis, makan kolaknya dikurangi, atau nanti saja setelah makan malam.
Tiga hal ini juga bisa memicu kenaikan berat badan selama puasa