Dr. Felicia N. Utorodewo, S.S., ahli bahasa dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa penggunaan gaya bahasa sangat tergantung pada tujuan pemakai.
“Dalam bahasa, kita mengenal laras bahasa,” kata Felicia. Laras adalah bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau konteks sosial tertentu. Ada bermacam laras bahasa, seperti laras kasual, laras jurnalistik dan lain-lain. “Dalam bisnis online, kita menggunakan laras iklan. Sehingga, bahasanya tidak mesti penuh dan formal.”
Felicia juga menjelaskan bahwa dalam bahasa terdapat tiga ragam, yaitu formal, semi formal dan nonformal. Ketika komunikator dan komunika bisa saling memahami pesan, di dalamnya terdapat kata serapan, bahasa slang, atau pemenggalan dan singkatan di sana-sini, maka itu merupakan bahasa yang baik, Selama kita mengerti apa yang disampaikan oleh Cinta Laura, maka Laura telah berbahasa dengan baik.
Sebaliknya, seseorang yang berbicara ala pidato kenegaraan dalam forum jual-beli online, misalnya, mungkin telah berbahasa dengan benar. Tetapi itu tidak baik, karena tidak sesuai konteks. Dampaknya, bisa jadi bisnis kurang laku dibandingkan toko sebelah yang pemiliknya lebih asyik diajak berbincang. “EYD merupakan bagian dari bahasa yang baik dan benar, bukan sebaliknya,” jelas Felicia.
Bagaimanapun, Felicia menekankan bahwa tidak setiap bahasa yang baik adalah benar. “Dalam berbisnis online, sebaiknya menggunakan bahasa yang tak hanya baik, tapi juga benar meskipun nonformal.”
Bahasa yang baik dan benar akan lebih mudah dimengerti orang banyak (penetrasi pasar yang lebih luas!), dan menghindarkan kesalahpahaman antara penjual dan pembeli. Tetapi bagaimana kita, yang bukan pakar bahasa, bisa tahu apakah cara berbahasa yang digunakan sudah benar?Pastikan menggunakan gaya bahasa yang baik dan benar untuk medium tersebut, pun jika itu mengharuskan Anda menjadikan mereka saudari dan memanggilnya Sis.
Ada dua indikator yang diusulkan Felicia. Pertama, cek apakah kalimat tersebut bisa menimbulkan salah pengertian. Kalau tidak, maka sudah benar. Kedua, coba formalkan kalimat itu. Kalau ia hanya memiliki satu arti (tidak bisa diartikan secara berbeda), maka sudah benar.
Dalam bisnis online, ketika penjual dan pembeli tak lagi bertatap muka, cara berkomunikasi dan gaya berbahasa yang baik menjadi lebih penting dan tak bisa ditawar. Sering kali, ia menjadi faktor penentu dalam keberlangsungan bisnis seseorang.
Anda mungkin ingin menentukan positioning tertentu dalam persaingan bisnis di ranah online, namun Anda tentu juga ingin menjangkau lebih banyak calon konsumen di medium online tertentu. Pastikan menggunakan gaya bahasa yang baik dan benar untuk medium tersebut, pun jika itu mengharuskan Anda menjadikan mereka saudari dan memanggilnya Sis.
Karena, begitulah gaya bahasa dalam bisnis online. Hubungan antara penjual dan pembeli seolah amat dekat layaknya sobat. Hanya dengan “Masih, Sis?”, transaksi sambal bisa berjalan lancar. Satu-satunya kekeliruan adalah: Yang dipanggil Sis itu ternyata bernama Wiko Rahardjo. Seorang Agan.
[Baca juga 6 tip promosi bisnis online secara gratis]