Jika Anda sedang menjalani program diet, bisa jadi Anda menghindari keju daripada program Anda berantakan.
Padahal asal tidak dikonsumsi berlebihan, keju bisa membantu program diet Anda berjalan maksimal, karena keju mengandung banyak zat gizi penting bagi tubuh.
Keju merupakan hasil olahan susu. Ternyata, kandungan gizi keju lebih tinggi dari susu karena tahap pemadatan dan fermentasi dalam proses pembuatannya meningkatkan nilai gizi keju.
Contoh, kandungan protein pada 100 gram keju rata-rata 22,8 gram, sedangkan dalam 100 gram susu segar hanya mengandung 3,2 gram protein.
Dan, pada 100 gram keju terdapat 777 mg kalsium, sementara pada susu segar hanya sekitar 143 mg.
Keju juga mengandung karbohidrat, lemak, zat besi, vitamin A, zinc, magnesium, selenium, dan fosfor yang cukup tinggi. Kandungan mineral
keju baik untuk melindungi gigi dari pengeroposan, serta sebagai antioksidan. Keju juga meningkatkan produksi air liur yang dapat
menghilangkan asam dan gula dan sebagai antibakteri dalam mulut.
Jika Anda sedang menjalani diet rendah lemak, Anda bisa memilih keju rendah lemak. Walaupun sebagian orang berpendapat keju rendah lemak
kurang gurih, unsur gizinya tetap tinggi. Jadi, tak ada salahnya Anda mengonsumsi keju –yang bisa dipadu hidangan favorit Anda, sebagai
pengganti susu segar.
Beda sumber susu, beda proses, maka beda pula rasa, tekstur, dan kandungan lemak serta vitaminnya. Walau sebagian besar keju terbuat dari susu sapi, ada juga yang terbuat dari susu domba atau kambing (feta dari Yunani), kerbau (mozarella dari Italia), kuda, dan unta, atau campuran dari beberapa jenis susu.
Keju dari susu sapi antara lain Brie yang sering digunakan pada masakan Prancis sebagai bahan dessert yang nikmat, cheddar yang sering kita konsumsi sehari-hari, ricotta keju Italia yang bertekstur lembut, rendah gula, tinggi kalsium, serta keju krim (cream cheese) yakni keju muda segar dan bertekstur lembut.
[Pilih keju berdasarkan tekstur dan kepadatannya di sini]