Di Indonesia, rebung jarang menjadi bahan utama makanan. Saya mengenal rebung sebagai isi dari lumpia Semarang.
Rasa dan aromanya khas, dan jika salah memasak, Anda pasti ingin segera menyingkirkannya dari meja makan.
Padahal rebung atau tunas muda dari rumpun bambu memiliki beragam manfaat bagi kesehatatan. Jika pintar mengolahnya, rasanya pun lezat. Tak heran jika rebung menjadi salah satu bahan dari kuliner Cina, seperti untuk Sup Rebung Jamur yang sangat lezat.
Tunas bambu muda yang bisa dimanfaatkan sebagai makanan adalah yang baru berusia kurang dari dua bulan. Lebih dari itu, tunas sudah mengeras dan menjadi bambu. Rebung biasanya muncul di lapisan bawah dari rumpun bambu, berupa kerucut yang berlapis-lapis.
Rebung juga rendah kalori. Satu cangkir irisan rebung hanya mengandung 14 kalori dan sepertiga lemak. Dalam porsi yang sama, ia justru mengandung 1,2 gram serat, setara dengan setengah porsi nasi merah.
Serat dibutuhkan oleh tubuh sebagai pelancar pencernaan dan bisa mencegah timbulnya berbagai penyakit kardiovaskular, seperti penyumbatan pembuluh darah, hipertensi, penyakit jantung koroner, serta kolesterol berlebih.
Rebung juga kaya kandungan mineral seperti kalsium, kalium, mangan, seng, kromium dan zat besi. Satu cangkir irisan rebung mengandung 640 mg kalium, setara 14% kebutuhan kalium kita, dan lebih banyak dari pisang.
Kalium merupakan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menggerakkan otot, menjaga tekanan darah dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Rebung juga mengandung banyak vitamin. Seperti vitamin A, B6, dan E. Makanan ini juga mengandung 17 asam amino protein. Karena itu, rebung bersifat sebagai antioksidan dan penangkal radikal bebas.
Cara paling mudah mengolah rebung adalah dengan menumisnya, karena menurut penelitian di Cina tidak akan menghilangkan nutrisi di dalamnya. Namun sebelumnya, rebus dulu selama 20 menit untuk menghilangkan rasa pahit.
Keterangan foto: Rebung yang telah dikupas, direbus, dan siap diolah.