Apa manfaat puasa bagi kesehatan? Mungkin kalimat itu dilontarkan oleh anak Anda yang kini sudah di usia wajib berpuasa sebulan penuh, sekaligus sedang kritis-kritisnya.
Dr. Joseph Mercola dalam bukunya, "Effortless Healing: 9 Simple Ways to Sidestep Illness, Shed Excess Weight and Help Your Body Fix Itself," menulis kalau riset terkini menunjukkan hasil bahwa berhenti makan dalam jangka waktu pendek memiliki keuntungan kesehatan seperti yang terlihat pada pembatasan asupan kalori.
Tentunya Dr. Mercola membicarakan tentang intermittent fasting, yang disarankan dilakukan justru di malam hari (kurang lebih empat jam sebelum tidur sudah berhenti makan) hingga jam makan siang di hari berikutnya. Dengan demikian, puasa seperti ini memberikan ‘jendela’ untuk mengonsumsi makan setiap hari hanya 8 hingga 10 jam.
Metode ini tentu terasa jauh lebih mudah dibandingkan berpuasa selama bulan Ramadan yang justru dilakukan sejak matahari terbit hingga tenggelam. Jika malam hari Anda tidur pukul 22.00, bisa dibilang ‘jendela’ untuk mengonsumsi makanan di bulan suci ini hanya empat jam.
Jika Anda bisa menahan diri selama ‘jendela’ terbuka untuk mengonsumsi makanan sehat yang bukan dari kemasan, meminimalkan karbohidrat sederhana dan makanan manis, dan memilih protein dan lemak sehat, Anda tidak perlu membatasi jumlah yang Anda konsumsi, dan akan meraup keuntungan kesehatan berpuasa secara optimal.
Apa yang terjadi pada tubuh ketika berpuasa
Ketika tidak menerima asupan kalori selama 12 jam, tubuh akan mengubah pembakaran dari gula menjadi lemak. Tetapi, waspadalah karena sebelum tubuh beradaptasi Anda mungkin masih akan merasakan keinginan mengonsumsi makanan manis bergula.
Ketika tubuh Anda sudah membiasakan untuk membakar lemak sebagai bahan bakar primer, Anda akan merasa lebih mudah untuk tidak makan selama 14-16 jam tanpa merasa lapar. Ini juga alasan mengapa berpuasa di bulan Ramadan akan terasa semakin mudah mencapai penghujung bulan.
Kalau ada yang berdalih puasa itu tidak alami, justru sebaliknya. Badan manusia tidak dirancang untuk secara konsisten mencerna makanan sepanjang hari. Bahkan, menurut Dr. Mercola, nenek moyang kita tidak memiliki akses untuk makanan selama 24 jam, tidak seperti manusia zaman sekarang.
Karena itu, gen, metabolisme, dan biokimia tubuh kita kemungkinan besar justru mengoptimalkan dengan cara makan yang lebih sporadis.
Klik halaman selanjutnya untuk keuntungan berpuasa