Yuk, kembali ke pangan lokal. Ajakan ini bukan sekadar jargon yang didengungkan oleh para pencinta pangan lokal.
Indonesia punya kekayaan sumber pangan yang tak pernah habis digali. Dari tanaman, tak hanya menghasilkan daun dan buah yang dapat menjadi sumber pangan. Bunga pun menjadi sumber pangan yang hebat dan kaya gizi.
Jadi, harusnya tidak ada kata kelaparan di bumi Indonesia. Dipadu keragaman budaya yang tertuang lewat bumbu dapur, bunga yang sama akan tampil dengan rasa berbeda. Hidangkan cinta Anda di atas meja makan keluarga lewat kuntum bunga.
Bunga kecombrang (rias)
Ada yang mengatakan bunga ini asli Indonesia. Tapi bunga ini bisa pula ditemukan di Amerika Selatan, Hawaii, Thailand, dan Malaysia. Di Indonesia, bunga kecombrang tersebar dari Medan hingga Bali. Itu sebabnya bunga yang punya nama latin Etlingera elatior ini punya banyak sebutan.
Di Sumatra Utara disebut kincung, di Minangkabau disebut kincuang atau sambuang, di Pantura Jawa disebut kecombrang, di Bali orang menyebutnya kecicang, dan di Sulawesi Selatan disebut patikala. Di Malaysia ia adalah bunga kantan atau honje, di Thailand disebut daalaa, dan di Hawaii disebut ginger flower.
Bunga kecombrang tergolong rempah. Aromanya yang harum ini rasanya mampu mengurai kekusutan pikiran kita. Di Sumatra, kincung atau sambuang biasa dimasak bersama gulai daun singkong. Memberi rasa dan aroma ‘memabukkan,’ di daerah Pekalongan dan Brebes, kecombrang menjadi bagian dari makanan bernama megono.
Di kalangan petani di daerah itu, sego megono (nasi megono) adalah hidangan pesta di masa panen. Di Bali, kecombrang adalah bagian penting dari sambal yang sering disebut brongkot atau sambal matah. Masakan khas Bali lain yang memasukkan kecombrang antara lain lawar (sejenis urap), dan ayam santan masak kecicang. Di daerah Banyumas, kecombrang menjadi bagian dari pecel. Di daerah Sulawesi Selatan, patikala sebagai bumbu ikan kuah kuning.
Dari segi gizi, kecombrang mengandung mineral zinc, kalium, kalsium, besi, magnesium, dan fosfor. Kecombrang mengandung lemak dan protein, antioksidan dan antiracun.
Bunga telang
Berwarna biru terang berbentuk seperti klitoris, bunga ini bernama latin Clitoria ternatea. Tersebar di banyak negara, bunga telang memiliki banyak nama. Masyarakat Hindi menyebutnya aprijata, masyarakat Malaysia menyebutnya sankhupuspham, orang Thailand menyebutnya dok anchan, dan di Kanada disebut nagar hedi.
Masyarakat Jawa menyebutnya teleng, atau telang di Jawa Barat. Di Bugis orang menyebutnya temen raleng. Bunga cantik ini digunakan sebagai pewarna makanan dan untuk minuman. Dibalut adonan tepung dan digoreng, bunga telang lezat sebagai camilan.
Bunga telang mengandung flavonoid, fenol, sulfur, saponin, triglucoside, caoksalat, alkaloid dan delphiridin. Bunga ini lazim digunakan sebagai obat sakit telinga, obat bisul, untuk menurunkan kadar gula darah (diabetes), obat bronchitis dan membersihkan darah.
Bunga pisang
Lazim disebut jantung pisang karena bentuknya menyerupai jantung, bunga pisang kerap dianggap tidak penting, dan dibuang begitu saja ketika dipotong untuk memaksimalkan pertumbuhan buahnya. Di India sejak 5.000 tahun lalu bunga pisang, yang di Jawa disebut onthong, sudah digunakan sebagai obat. Fakta yang agak ironis mengingat Indonesia merupakan pusat asal usul pisang dunia dengan jumlah varietas terbesar.
Bunga pisang mengandung zat besi, bahan dasar pembentuk sel darah merah. Jantung pisang juga mengandung kalsium dan tembaga yang dapat memperkuat dinding rahim. Mengandung vitamin C dan B1 serta kandungan seratnya yang tinggi, jantung pisang dapat menahan lapar lebih lama.
Selain itu, dengan indeks glikemik yang rendah, jantung pisang tidak berbahaya bagi Anda yang sedang menurunkan berat badan atau menderita diabetes. Mengandung antibakteri dan antiinflamasi, bunga pisang pun bisa mengatasi penyakit-penyakit radang.
Biasanya yang dimasak adalah bunga pisang kapok, raja bulu, raja Siam, dan klutuk. Masyarakat Manado mengolah jantung pisang dengan cara menumis bersama cakalang fufu. Di Bali, tumis jantung pisang disebut jukut pusuh biu. Masyarakat Kalimantan Selatan memiliki makanan khas dari jantung pisang yang disebut gangan tungkul, yaitu jantung pisang dimasak bersama ikan gabus dengan kuah santan. Sejak tahun 2014, sekelompok mahasiswa membangun bisnis abon jantung pisang dengan brand Bon-JV.