“Benang yang memberi ruh, kain yang memberi hidup.” Sebuah ungkapan yang menggambarkan bagaimana proses pembuatan kain dari setiap tahapannya yang nantinya akan memberi kehidupan bagi masyarakatnya.
Sebuah daerah di Indonesia bagian Timur, tepatnya di Sumba Timur, agaknya membuat siapa pun yang pernah menjejakkan kakinya di sana langsung jatuh cinta pada alam dan budayanya. Salah satunya Dian Sastrowardoyo, aktris Indonesia yang kian matang baik di dunia entertainment maupun di kehidupan sosialnya.
Cintanya yang besar terhadap budaya Indonesia kian tertanam di dalam jiwa wanita pemilik mata dan senyum yang ramah ini. Setelah mengenal Sumba, Dian kagum pada kekayaan budaya, penduduk yang ramah, serta tradisi sehari-hari dari masyarakat di sana yang masih dijalankan.
Satu hal yang membuatnya jatuh cinta adalah sebentuk kain tenun Sumba.
“Alangkah poetic di zaman yang serba instan ini kita bisa mengapresiasi sebuah proses. Bisa menghidupkan kembali kejayaan sebuah proses,” ungkap Dian.
Sehelai kain tenun yang dibuat dari hasil ketekunan dan keterampilan perajinnya bahkan bisa mencapai waktu berbulan-bulan hingga tahunan dalam pengerjaannya. Dian pun tergerak ingin mempromosikan Sumba Timur serta membantu melestarikan budayanya.
Melalui Yayasan Dian Sastrowardoyo pada tanggal 6-31 Agustus 2017 di Plaza Indonesia diselenggarakan Pameran Foto, Video, dan Instalasi Kain Tenun Tradisional Sumba Timur yang diberi tajuk Lukamba Nduma Luri.
Pameran foto karya Hakim Satriyo ini termasuk ke dalam acara I Love Indonesia dari Plaza Indonesia, dan menangkap momen indah kehidupan masyarakat Sumba Timur. Ditampilkan pula video singkat Sumba Timur karya Davy Linggar Photography dan video fashion karya Pritagita Arianegara yang berkolaborasi dengan Chitra Subyakto sebagai fashion stylist dalam video ini.
Pameran ini turut menggalang dana melalui penjualan kain tenun koleksi Kelompok Penenun Lukamba Nduma Luri di Sumba Timur. Keuntungan penjualan akan digunakan untuk pengadaan akses bersih di Wairinding yang bekerja sama dengan Waterhouse Project, dan untuk renovasi rumah adat Prainatang, Sumba Timur.
Foto: Erin Metasari