LPM 2017 mengambil tema Urban Identity. Dan di tahun ini adalah pertama kalinya diadakan LPM Menswear yang khusus melombakan rancangan busana pria.
Di tahun 2017, Lomba Perancang Mode yang telah melahirkan desainer-desainer ternama Tanah Air kembali digelar. Tahun ini adalah kali ke-28 LPM sejak pertama kali digelar pada tahun 1979. Temanya adalah Urban Identity yang mengangkat wastra Nusantara dalam desain yang modern yang mengikuti zaman.
Peserta ditantang untuk menampilkan desain ready-to-wear. Para peserta boleh berasal dari berbagai kalangan; dari wirausaha di bidang mode yang telah berjualan online, pelajar sekolah mode, hingga siapa pun yang berminat pada fashion walau tidak pernah menjalani sekolah mode. Minimal usia peserta adalah 18 tahun, WNI, dan bisa tinggal di mana saja, termasuk di luar Indonesia.
Nantinya para peserta akan disaring hingga mencapai 10 finalis. Mereka inilah yang akan menunjukkan karyanya di Jakarta Fashion Week 2018. Dewan juri terdiri atas Petty S. Fatimah (Pemimpin Redaksi/Chief Community Officer Femina), Erwin Suganda (Creative Director UBS Gold), Melinda Babyana (CEO Argo Apparel Group), dan desainer-desainer yang pernah menjadi alumni LPM.
“Kami ingin peserta menunjukkan karakter yang sangat kuat,” ungkap Petty. Ia lalu menjelaskan, saat ini secara umum desain busana di industri ritel sangat seragam. Jika ada model baju yang sedang tren, semua label akan mengikuti. “Kalau sedang musim, semua orang bajunya sama. Nah, kami menantang peserta agar bisa mengeksplorasi karakter yang kuat.”
Misalnya saja, si peserta berasal dari Yogyakarta. Maka ia bisa menumpahkan kreativitasnya menjadi desain yang kontemporer, bukan yang sifatnya etnik. Petty mencontohkan dengan desainer Lulu Lutfi Labibi (Pemenang I LPM 2011) yang berhasil mengubah lurik menjadi busana kekinian.
Para finalis LPM 2017 akan dimentor untuk fasih digital sesuai perkembangan bisnis via media sosial. “Kami ingin mereka digital savvy,” ungkap Petty. Petty mencontohkan, hanya di Indonesia, Instagram dijadikan platform jual-beli!
Peserta dalam tahap semifinal akan mendapatkan fashion business workshop dengan sponsor LPM, misalnya, dari Argo Apparel akan memberi pemahaman tentang ritel. Kemudian dari UBS Gold akan membicarakan soal branding. Begitu juga dengan Levi's yang bisa memberi workshop soal kreativitas dan juga branding.
Sedikit bocoran, 20 Semi Finalis akan ditantang mengubah jeans Levi's sebagai kanvas mereka berkarya. Pada konferensi pers di Grand Atrium, Kota Kasablanka, dalam rangkaian PESONA Ramadhan Fashion Delight 2017, hadir pula sebagai narasumber Ansy Savitri (Pemenang I LPM 2015) dan Cynthia Tan (Pemenang III LPM 2011) yang berbagi cerita.
“Waktu itu aku ikut LPM saat masih sekolah di Esmod. Aku bingung lulus mau jadi apa. Thank God, aku jadi second runner-up. Mulai saat itu aku diarahkan sama Jakarta Fashion Week. Aku langsung dikasih proyek. Setiap tahun aku juga selalu diikutkan di Jakarta Fashion Week,” ungkap Chyntia Tan yang kini berfokus di desain busana gaun pengantin.
Tahun ini LPM juga akan memberikan internship kepada para pemenang, selain kursus singkat fashion di Istituto Marangoni untuk Pemenang I. “Yang sudah menyatakan kesediaan untuk menerima internship ini adalah Argo Apparel,” kata Petty.
Untuk mengikuti lomba, para peserta harus mengirimkan 12 sketsa dan moodboard dari sketsa tersebut. Ada juga formulir yang harus diisi dan bisa diperoleh di majalah-majalah Femina Group, yaitu Femina, Dewi, PESONA, Cleo, dan Grazia. Formulir juga tersedia di website Femina atau www.jakartafashionweek.co.id. Registrasi ditutup tanggal 20 Agustus 2017.
Peserta ditantang untuk menampilkan desain ready-to-wear. Para peserta boleh berasal dari berbagai kalangan; dari wirausaha di bidang mode yang telah berjualan online, pelajar sekolah mode, hingga siapa pun yang berminat pada fashion walau tidak pernah menjalani sekolah mode. Minimal usia peserta adalah 18 tahun, WNI, dan bisa tinggal di mana saja, termasuk di luar Indonesia.
Nantinya para peserta akan disaring hingga mencapai 10 finalis. Mereka inilah yang akan menunjukkan karyanya di Jakarta Fashion Week 2018. Dewan juri terdiri atas Petty S. Fatimah (Pemimpin Redaksi/Chief Community Officer Femina), Erwin Suganda (Creative Director UBS Gold), Melinda Babyana (CEO Argo Apparel Group), dan desainer-desainer yang pernah menjadi alumni LPM.
“Kami ingin peserta menunjukkan karakter yang sangat kuat,” ungkap Petty. Ia lalu menjelaskan, saat ini secara umum desain busana di industri ritel sangat seragam. Jika ada model baju yang sedang tren, semua label akan mengikuti. “Kalau sedang musim, semua orang bajunya sama. Nah, kami menantang peserta agar bisa mengeksplorasi karakter yang kuat.”
Misalnya saja, si peserta berasal dari Yogyakarta. Maka ia bisa menumpahkan kreativitasnya menjadi desain yang kontemporer, bukan yang sifatnya etnik. Petty mencontohkan dengan desainer Lulu Lutfi Labibi (Pemenang I LPM 2011) yang berhasil mengubah lurik menjadi busana kekinian.
Para finalis LPM 2017 akan dimentor untuk fasih digital sesuai perkembangan bisnis via media sosial. “Kami ingin mereka digital savvy,” ungkap Petty. Petty mencontohkan, hanya di Indonesia, Instagram dijadikan platform jual-beli!
Peserta dalam tahap semifinal akan mendapatkan fashion business workshop dengan sponsor LPM, misalnya, dari Argo Apparel akan memberi pemahaman tentang ritel. Kemudian dari UBS Gold akan membicarakan soal branding. Begitu juga dengan Levi's yang bisa memberi workshop soal kreativitas dan juga branding.
Sedikit bocoran, 20 Semi Finalis akan ditantang mengubah jeans Levi's sebagai kanvas mereka berkarya. Pada konferensi pers di Grand Atrium, Kota Kasablanka, dalam rangkaian PESONA Ramadhan Fashion Delight 2017, hadir pula sebagai narasumber Ansy Savitri (Pemenang I LPM 2015) dan Cynthia Tan (Pemenang III LPM 2011) yang berbagi cerita.
“Waktu itu aku ikut LPM saat masih sekolah di Esmod. Aku bingung lulus mau jadi apa. Thank God, aku jadi second runner-up. Mulai saat itu aku diarahkan sama Jakarta Fashion Week. Aku langsung dikasih proyek. Setiap tahun aku juga selalu diikutkan di Jakarta Fashion Week,” ungkap Chyntia Tan yang kini berfokus di desain busana gaun pengantin.
Tahun ini LPM juga akan memberikan internship kepada para pemenang, selain kursus singkat fashion di Istituto Marangoni untuk Pemenang I. “Yang sudah menyatakan kesediaan untuk menerima internship ini adalah Argo Apparel,” kata Petty.
Untuk mengikuti lomba, para peserta harus mengirimkan 12 sketsa dan moodboard dari sketsa tersebut. Ada juga formulir yang harus diisi dan bisa diperoleh di majalah-majalah Femina Group, yaitu Femina, Dewi, PESONA, Cleo, dan Grazia. Formulir juga tersedia di website Femina atau www.jakartafashionweek.co.id. Registrasi ditutup tanggal 20 Agustus 2017.
Saksikan Karya Terbaik 10 Finalis LPM Menswear 2020!
Siapakah yang koleksinya bakal memukai Dewan Juri dan para penonton? ... more
40 Talenta Kreatif di Tahap Semifinal LPA 2020 dan LPM Menswear 2020
Di tengah pandemi, insan dunia fashion Indonesia siap bersinar dengan kreativitas tanpa batas. ... more
Inspirasi Gaya Santai Pria dari Temma Prasetio di Revival Fashion Festival 2020
Temma Prasetio menampilkan koleksi kasual yang bisa dicoba pasangan Anda. ... more