Margaretha Djon Setiawan selalu mengawali hari dengan semangat baru. Sabtu dini hari pukul 4 pagi, ia sudah bangun dan mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan keluarga. Ia tidak lagi harus bangun subuh untuk mempersiapkan dirinya berangkat bekerja.
Namun bukan itu yang membuatnya selalu bersemangat. Sebelum matahari tepat di atas kepala, setelah menyantap hidangan makan pagi dan segelas teh hangat, ia duduk di depan laptop di teras rumah menganalisis pasar untuk memetik keuntungan dari profesi barunya, bermain saham.
Ya, ia bermain saham. Stigma bermain saham hanya untuk investor profesional kini perlahan menghilang. Di era digital, semua orang bisa terjun ke dalam bisnis yang memiliki tingkat risiko tinggi ini, kapan dan di mana saja. Bahkan seorang ibu rumah tangga pensiunan pegawai negeri di Kementerian Pertanian seperti Margaretha pun bisa.
Berbeda dari investasi obligasi atau deposito, Margaretha menukar sebagian uang pensiunnya, membeli sejumlah saham reksa dana, dan menaruhnya di lantai Bursa Efek. Kini, setiap pagi ia hanya menganalisis laju modal yang ia tanamkan, sambil menata langkah investasi demi mendapatkan keuntungan yang berarti.
Main saham, sulit + haram?
“Seorang ibu rumah tangga main jual beli saham? Itu, kan, sama seperti judi,” ujar Margaretha tentang respons teman-teman dekatnya mengenai profesi yang sudah dijalaninya selama hampir tiga tahun ini.
Memang ada sebagian orang yang masih beranggapan bahwa bermain investasi di saham sama halnya dengan judi.Sebagian juga bilang itu haram. Selain jenis investasi ini membutuhkan jangka waktu minimal lima sampai 10 tahun untuk bisa menarik keuntungan berlipat, label “haram” jelas membuat banyak orang segan berinvestasi.
Awalnya Margaretha ragu untuk memulai. Apalagi ia menggunakan dana pensiun yang mudah habis bila tidak digunakan sebijak mungkin. “Namun setelah saya pelajari, main saham sama seperti jenis profesi lain—kita membutuhkan waktu untuk bisa belajar dari pengalaman dan menjadi ahli,” katanya.
Untuk itu ia beberapa kali ikut pelatihan dan seminar bermain saham. “Jangan takut—investasi saham, terutama reksa dana, legal dan sudah diakui oleh pemerintah. Kebijakannya diatur dalam undang-Undang pasar modal dan tentu halal,” jelas Margaretha.
Sejak 2011, fatwa Majelis Ulama Indonesia No.80/DSN-MUI/II/2011 mengatakan bahwa bermain di pasar saham adalah halal. Jenis investasi yang mendukungnya disebut prinsip syariah, yakni investasi saham di Bursa Efek Indonesia dengan saham-saham yang masuk ke dalam Daftar Efek Syariah dan Jakarta Islamic Index.
Sejak 2014, dari 500 saham yang tercatat di pasar modal, 300 saham sudah masuk dalam jenis efek syariah dan resmi diperjualbelikan. Reksa dana menjadi pilihan karena jenis investasi ini dapat dibagi ke beberapa instrumen unit penyertaan atau yang biasa disebut diversifikasi investasi.
“Jadi, saya bisa menanamkan saham ke beberapa perusahaan. Jika nilai satu perusahaan turun, tidak seluruh investasinya merugi. Bahkan, mungkin juga di saat bersamaan, nilai saham perusahaan lain malah naik. Saya bisa mendapat keuntungan yang berlipat ganda,” ungkap Margaretha.
Keunggulan lain, reksa dana dapat dengan mudah diakses. Produk ini bisa dibeli di lembaga pengelola dan penerbit produk reksa dana atau manajer investasi dan bank yang bekerj asama dengan manajer investasi. Saat ini, banyak aplikasi ketiga yang dapat Anda gunakan untuk mencari tahu pergerakan saham, menganalisis data, bahkan terkoneksi dengan server dari perusahaan pialang yang siap membantu dalam bertransaksi.
“Saya bisa mengambil keuntungan dengan fasilitas auto debet dari rekening tabungan yang disediakan investasi reksa dana lewat bank. Jadi, tidak perlu repot dalam melakukan transaksi pembelian.” IDX Mobile, Poems dan Meta Trader4 adalah beberapa aplikasi yang sering kali membantunya dalam menganalisis data.
Sejak memutuskan pensiun dini, awalnya Margaretha masih disibukkan dengan aktivitas keliling kota bersama paguyuban penyuluh pertanian. Dari desa ke desa, komunitas sosial ini mengajak buruh tani untuk memanfaatkan lahan pertanian secara maksimal. Tapi, akhirnya ia memilih berhenti.
Ia juga menggunakan aplikasi Bloomberg Business untuk mempermudah pengawasan investasi. Dengan aplikasi yang bisa dilihat menggunakan laptop atau smartphone itu, ibu dua anak berusia dewasa ini bisa melihat data atau variabel yang wajib kita ketahui ketika trading reksadana. Juga Nilai Aktiva Bersih dan benchmark yang menjadi patokan bagi fund manager.
Keuntungan terbesar adalah ia bisa bekerja kapan saja ia mau, dan ini tidak bisa didapat pekerja konvensional.