Kehadiran internet mengubah segalanya. Banyak bisnis konvensional babak-belur dibuatnya.
Sebut saja biro perjalanan (yang sebelumnya biasa menjual tiket pesawat atau kereta, sekarang hanya menjual tur), media cetak (akibat serbuan media online dan elektronik serta media sosial), toko buku (sepertinya generasi sekarang makin asing dengan ‘bau kertas’), dan banyak lagi.
Sebagai gantinya, bermunculan situs-situs online shopping yang menawarkan segala macam. Mulai dari pakaian dan produk-produk fashion lainnya, tiket pesawat dan voucher hotel, makanan, hingga barang-barang bekas pakai. “Banyak di antaranya membutuhkan jasa pengantaran barang, sehingga menanam investasi di bisnis pengantaran barang (seperti TIKI atau JNE) sangat prospektif,” kata Eka Setyawibawa, pengamat bisnis dan investasi yang juga menjabat Business Development Director EC Consulting.
Bisnis online juga membuka peluang sebesar-besarnya bagi semua orang untuk memulai bisnis sendiri, khususnya bisnis skala UKM yang tak membutuhkan modal besar.
“Orang yang hanya punya 2-3 mesin jahit sekarang bisa menjual kreasi mereka lewat situs belanja online, atau menjajakan sendiri lewat media sosial. Tidak perlu lagi keluar modal besar untuk sewa toko, bayar gaji penjaga toko dan tenaga keamanan, dan sebagainya. Ini bukan hanya perubahan besar, tapi sebuah revolusi dalam cara berbisnis,” Eka menegaskan.
Jadi, kalau selama ini Anda menyimpan mimpi untuk berbisnis sesuatu yang menjadi passion Anda—termasuk menjual aplikasi games ciptaan sendiri seperti yang banyak dilakukan anak-anak muda—sekaranglah saatnya memulai dan berinvestasi.
Namun di sisi lain, persaingan di bisnis online terjadi pada kualitas produk, kelancaran proses transaksi. Dari jaringan internet lancar dan tidak lemot, PR-ing, dan terutama menjaga kepercayaan konsumen, mengingat pembayaran terjadi lewat transfer atau kartu kredit.
Ini jelas tidak sederhana mengingat efek media sosial yang sangat powerful. Bila ada konsumen yang kecewa, siap-siap saja seluruh dunia mengetahuinya dan ikut-ikut menghujat Anda dan produk Anda!
Bisnis berbasis aplikasi (internet) juga tak kalah lezat. Seperti yang telah dilakukan oleh Uber, Grab, Go-Jek, dan sebagainya yang bergerak di bidang transportasi umum. Uniknya, para pencipta/pemilik aplikasi tidak mendapat keuntungan materi dari para pengemudi Uber, Grab, atau Go-Jek yang menggunakan aplikasi mereka. Mereka mendapat keuntungan dari menjual data user, dari kepadatan user traffic, dan dari iklan.
Pendek kata, dengan keajaiban teknologi internet, Anda bisa berinvestasi di bidang-bidang yang sebelumnya mungkin tak terbayangkan bisa terjadi.