Titi Rajo Bintang adalah seorang drummer wanita Indonesia yang justru mendapat penghargaan saat menjadi aktris film. Kini ia sedang disibukkan dengan kegiatan menjadi juri Indonesia Mencari Bakat di salah satu stasiun televisi swasta nasional. Meski sukses dalam karier, ia pernah gagal berumahtangga. Dari perkawinannya dengan Wong Aksan, Titi dikaruniai seorang putri, Miyake Shakuntala (9 tahun) yang kini tinggal bersamanya. Beginilah kisah Titi tentang puterinya.
Bagaimana Miyake menyikapi perceraian orang tuanya?
Dia itu termasuk anak yang ‘tua’ dibandingkan anak-anak seusianya. Di usianya sekarang dia jauh lebih dewasa , bahkan dibanding orang tuanya sendiri (tertawa). Walau cenderung cuek, ia termasuk anak yang romantis. Kalau saya mau kerja, pagi-pagi dia bikinkan roti dengan gambar love. Sorenya dia bikinkan jus. Dia tahu ibunya sekarang kerja keras sendirian, jadi lebih pengertian. Setelah saya bercerai, bonding kami berdua jadi makin erat, makin bagus. Kadang kalau saya lagi nangis, dia bilang “Ibu, that’s a life!”.
Apa yang istimewa dari Miyake?
Dia nyebelin kalau mulai jadi fashion police. Semua penampilan saya dia komentari. Dia protektif luar biasa pada ibunya. Kalau saya mau pergi, dia periksa kancing baju saya sampai yang teratas, pokoknya saya nggak boleh tampil terlalu seksi. Tapi justru itu yang membuat dia ngangenin. Saya sering posting foto dia di instagram. Saya lebih menempatkan diri sebagai temannya. Saya ingin dia jadi anak yang humble, ngemong, dan kuat. Karena dia tahu bahwa kasih sayang bapak-ibunya tidak berkurang setelah perceraian. Saya ingin dia paham bahwa hidup ini memang seperti begini.
Anda ingin dia mengikuti jejak Anda terjun ke musik atau akting?
Dia suka mendesain dan peka terhadap warna. Dia suka kerajinan tangan dan menggambar. Katanya dia ingin jadi desainer supaya bisa bikin baju untuk ibunya. Soalnya dia sering nggak tega melihat ibunya harus beli atau sewa baju mahal-mahal. Dia tentu mendapat pendidikan musik, itu saya anggap penting sebagai basic. Tapi dia tidak harus jadi musisi kalau tak berminat.
Bagaimana Miyake menyikapi perceraian orang tuanya?
Dia itu termasuk anak yang ‘tua’ dibandingkan anak-anak seusianya. Di usianya sekarang dia jauh lebih dewasa , bahkan dibanding orang tuanya sendiri (tertawa). Walau cenderung cuek, ia termasuk anak yang romantis. Kalau saya mau kerja, pagi-pagi dia bikinkan roti dengan gambar love. Sorenya dia bikinkan jus. Dia tahu ibunya sekarang kerja keras sendirian, jadi lebih pengertian. Setelah saya bercerai, bonding kami berdua jadi makin erat, makin bagus. Kadang kalau saya lagi nangis, dia bilang “Ibu, that’s a life!”.
Apa yang istimewa dari Miyake?
Dia nyebelin kalau mulai jadi fashion police. Semua penampilan saya dia komentari. Dia protektif luar biasa pada ibunya. Kalau saya mau pergi, dia periksa kancing baju saya sampai yang teratas, pokoknya saya nggak boleh tampil terlalu seksi. Tapi justru itu yang membuat dia ngangenin. Saya sering posting foto dia di instagram. Saya lebih menempatkan diri sebagai temannya. Saya ingin dia jadi anak yang humble, ngemong, dan kuat. Karena dia tahu bahwa kasih sayang bapak-ibunya tidak berkurang setelah perceraian. Saya ingin dia paham bahwa hidup ini memang seperti begini.
Anda ingin dia mengikuti jejak Anda terjun ke musik atau akting?
Dia suka mendesain dan peka terhadap warna. Dia suka kerajinan tangan dan menggambar. Katanya dia ingin jadi desainer supaya bisa bikin baju untuk ibunya. Soalnya dia sering nggak tega melihat ibunya harus beli atau sewa baju mahal-mahal. Dia tentu mendapat pendidikan musik, itu saya anggap penting sebagai basic. Tapi dia tidak harus jadi musisi kalau tak berminat.
Teks: Tenni Purwanti
Pengarah gaya: Erin Metasari & Ardyna Sinaga
Fotografer: Hermawan