Laughter Yoga, Menolong dengan Tawa
Keyakinan Kay kepada Laugter Yoga bukannya tak beralasan. Kecelakaan mobil yang pernah dialaminya pada 13 tahun yang lalu berdampak buruk pada tubuhnya. Bukannya semakin membaik, lambat laun kondisi tubuhnya semakin buruk. Dokter memvonisnya menderita vocal cord paralysis. Operasi pun ditempuh agar suaranya yang hilang bisa kembali. Setelah di operasi, suaranya memang bisa kembali tapi ia belum bisa berbicara dengan lancar. Banyak tertawa membuat kondisinya membaik “Semakin banyak saya tertawa, semakin suara saya bisa keluar,” ujar Kay.
Wajah Kay selalu tampak tersenyum. Begitu juga dengan nada suaranya yang tenang. Ia tak terlihat seperti orang yang punya masalah. Namun ternyata dugaan saya itu keliru. Sebelum menjadi guru yoga, Kay ternyata adalah seorang pramugari. Waktu itu, Kay tengah menghadapi banyak cobaan. Ia pernah divonis oleh dokter memiliki kanker tiroid di tenggorokannya, juga pernah didiagnosis tak bisa punya anak. Setelah ia mulai mempelajari yoga, beragam masalah kesehatan mulai hilang.
“Dokter bilang kanker saya sudah tak ada lagi. Ya, bisa saja waktu itu memang ada kesalahan diagnosis pada penyakit saya. Sesudahnya, saya dibilang tak bisa punya anak. Saya tidak menyerah dan kembali mempraktikkan yoga. Dua tahun kemudian, saya bisa hamil. Sekarang putri saya sudah berusia enam tahun.”
Diakuinya, sebagai pramugari ia menjalani gaya hidup yang tak sehat. Olahraga pun tak pernah ada di jadwal hariannya. Jam kerja yang berganti-ganti, membuatnya jam tidurnya kacau. Terkadang ia tidur di siang hari karena malamnya harus bertugas. Setelah 10 tahun menjadi pramugari, ia memutuskan berhenti di tahun 2005.
Kini Kay disibukkan dengan aktivitasnya sebagai pengajar yoga. Selain itu, ia juga aktif menulis buku-buku tentang yoga. Di Thailand, telah ada enam buku yang ditulisnya. Meski begitu, ia masih punya impian yang belum terwujud. “Saya ingin mengajarkan Laughter Yoga ke seluruh dunia!” ungkapnya optimis.
[Baca juga jantung sehat berkat yoga]
Foto: Shinta Meliza