Soal kuliner, kurma di Afrika Utara sering digunakan sebagai salah satu bahan membuat Tagine, makanan yang dimasak dalam pot tembikar. Kurma juga banyak digunakan sebagai bahan salad untuk mengganti kismis atau cranberry. Anda pun bisa memasukkan kurma sebagai penyeimbang hidangan dari daging yang sangat berlemak, seperti bebek atau domba.
Seperti bulan suci Ramadan yang penuh berkah, kurma juga membawa banyak berkah bagi tubuh. Dr. Ir. Diah M. Utari, MKes dari Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, mengungkap, sekitar 60% kandungan buah kurma adalah karbohidrat. Sisanya adalah perpaduan zat gizi magnesium, kalium, kalsium, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin B2.
Lebih detail lagi, Diah menjabarkan bahwa setiap 100 gram kurma mengandung kalium sekitar 500-600 mg. Ada magnesium 40 mg, serta kalsium sebanyak 35 mg di dalamnya, serta vitamin B1 0,05 mg, vitamin B2 0,06 mg, niasin 1,2 mg, asam folat 17 mcg, vitamin A 9 IU, dan serat 5-7 gram.
Meski daging buahnya begitu manis, kurma aman dikonsumsi oleh penderita diabetes mellitus. “Aman, tapi kalorinya tetap tinggi. Jadi, penderita diabetes mellitus tetap harus membatasi konsumsinya,” lanjut Diah mengingatkan. Soal manisnya kurma, apa kurma bisa dijadikan pengganti gula? Diah mengiyakan. Dalam konteks membuat kue, kurma bisa digunakan sebagai pengganti gula, karena kandungan karbohidratnya sama-sama sederhana. Ia lalu menandaskan,
“Keuntungan kurma dibanding gula adalah kurma juga mengandung serat dan zat gizi lain. Ada protein, lemak, vitamin, dan mineral, yang tidak terdapat dalam gula.” Di bulan puasa, mari lebih banyak berbuat kebaikan. Kita bisa memulai kebiasaan baik di bulan ini, yang terus berlanjut meski Ramadan telah usai. Seperti kurma yang eksis saat Ramadan, namun kebaikan kurma tetap bisa dirasakan sepanjang tahun....
[Cek juga resep sahur praktis di bulan Ramadan]